Liputan6.com, Garut - Jajaran Subdit Resmob Polda Metro Jaya telah selesai melakukan rekonstruksi pembunuhan satu keluarga di Bekasi. Rekonstruksi pembunuhan keluarga Diperum Nainggolan ini dilakukan di Bekasi dan di Garut, Jawa Barat.
Rekonstruksi dimulai dari rumah Diperum Nainggolan di Jalan Bojong Nangka II, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, berakhir di Garut, Jawa Barat pada Kamis, 22 November 2018 kemarin.
Menurut Kanit V Subdit Resmob Polda Metro Jaya Kompol Ridwan Soplanit, total 62 adegan yang diperagakan oleh tersangka HS.
Advertisement
"Total ada 62 adegan yang diperagakan oleh tersangka dalam rekonstruksi tersebut," kata Ridwan di kaki Gunung Guntur, Jawa Barat, Kamis, 22 November 2018.
Tanpa rasa bersalah, kelakuan HS pun seperti orang pada umumnya. HS bahkan sempat mendaftar untuk menjadi pendaki Gunung Guntur dan bergabung dengan pendaki lainnya.
Berikut 4 hal yang dilakukan tersangka pembunuhan satu keluarga HS sebelum akhirnya ditangkap oleh jajaran Polda Metro Jaya dirangkum dari Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Bercengkrama dengan Pendaki Lain
Sekitar pukul 14.00-18.00 WIB, tersangka pembunuhan satu keluarga HS pertama kali sampai di base camp pendakian. Ia diketahui menggunakan ojek seorang diri.
Menggunakan stelan kaos merah, sandal jepit hitam, plus tentengan tas kecil, HS langsung menempati bale-bale nomor dua di base camp.
"Awalnya dia sendiri di bale, kemudian gabung bersama pendaki dari Bandung," ujar pengakuan warga sekitar bernama Nunu saat pertama melihat HS.
Selama bergabung dengan tiga pendaki asal Banding itu, HS terlihat sesekali memegang handphone (HP) miliknya untuk melakukan komunikasi melalui sms. "Saya tidak lihat nelpon hanya ketik sms, katanya pulsanya habis," kata Nunu.
Terlihat sesekali bercengkrama di antara pendaki itu, pun demikian dengan pelaku. Namun ia hanya berdiam diri dan menjadi pendengar di antara mereka. "Alasannya lagi menunggu tiga rekannya yang mau naik juga," papar Nunu.
Advertisement
2. Beli Pulsa
Sekitar pukul 18.00-18.05 WIB, pelaku pembunuhan satu keluarga menanyakan konter pulsa terdekat untuk mengisi pulsa handphonenya yang habis.
"Dia isi Rp 50 ribu," ujar Anton, warga lainnya yang mengaku ikut mengantar tersangka ke bale-bale tempat peristirahatan para pendaki di base camp.
"Yang saya lihat setelah beli pulsa yang kedua dia langsung tidur, mungkin ngantuk," tutur Anton.
Kanit V Subdit Resmob Polda Metro Jaya Kompol Ridwan Soplanit juga membenarkan hal itu.
"Tersangka lalu pergi ke warung pulsa di sekitar lokasi. Dia membeli pulsa ditemani oleh penjaga base camp, Bu Dewi dan Pak Anto," kata Ridwan.
3. Sempat Tidur
Usai membeli pulsa, tersangka pembunuhan satu keluarga HS mungkin mengantuk sehingga akhirnya ia tertidur lelap. Menurut Nunu, penangkapan HS terbilang singkat.
Empat petugas yang berpakaian preman langsung menyergap pelaku saat pelaku tertidur pulas. Mimpi buruk pelaku pembunuhan sadis itu pun menjadi nyata. HS ditangkap.
"Sebenarnya yang menangkap dua orang, yang dua orang lainnya menyebar menjaga," ucap Nunu.
Advertisement
4. Mengaku Bernama Sandi
Empat petugas kepolisian yang berpakaian preman langsung menyergap pelaku pembunuhan satu keluarga HS saat dirinya tertidur pulas. Tersangka Haris Simamora sempat menyembunyikan identitasnya. Dia mengelak sebagai pembunuh Diperum Nainggolan dan keluarga. Bahkan, dia mengaku bernama Sandi.
"Jadi waktu kita di lokasi, kita tanya dia, posisinya lagi tidur. Kita bangunkan dengan cara memukul pelan bagian tubuhnya menanyakan namanya," kata Kanit V Subdit Resmob Polda Metro Jaya Kompol Ridwan Soplanit.
Saat terbangun itulah tersangka pembunuhan satu keluarga itu mengaku bernama Sandi. "Jadi pertama kalau tersangka bangun bilang kalau namanya Sandi, lalu tidur lagi," lanjut Ridwan.
Tak percaya begitu saja, tim Jajaran Subdit Resmob Polda Metro kembali membangunkannya dengan cara yang humanis. "Kedua kalinya kita bangunkan lagi, tetap mengaku kalau dia Sandi," ujar Ridwan.
Akhirnya, polisi menanyakan kepada masyarakat yang saat itu ingin melakukan pendakian ke Gunung Guntur. Kebetulan, kala itu, ada beberapa calon pendaki.
"Kebetulan di dekatnya ada 4 pria dan 2 wanita yang ingin naik gunung. Mbak, mas, tahu tidak pria ini dari mana? Lalu ada yang jawab kalau dia dari Bekasi. Nah, ini dia yang kita cari. Kita dari Polda Metro Jaya, kita lagi cari ini orang, terima kasih ya infonya," tutur Ridwan.
Haris lalu digiring ke Polda Metro Jaya. Namun, selama pemeriksaan, HS tetap saja tak mengaku kalau dia membunuh satu keluarga di Bekasi.
"Sudah ditangkap ini dia masih kagak mau ngaku, tapi gelagatnya mencurigakan, dan akhirnya dia baru mengaku kalau dia adalah pelakunya," kata Ridwan.