4 Fakta Rekonstruksi Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

Haris Simamora tercatat melakukan 55 adegan. Diakhiri dengan adegan pembuangan linggis yang digunakan pelaku untuk membunuh Daperum Nainggolan beserta anak dan istrinya.

oleh Maria Flora diperbarui 22 Nov 2018, 11:36 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2018, 11:36 WIB
Rekonstruksi Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
Tersangka Haris Simamora melakukan adegan rekonstruksi pembunuhan keluarga Diperum Nainggolan di Jalan Bojong Nangka, Bekasi, Rabu (21/11). Tersangka pembunuhan satu keluarga di Bekasi itu menjalani 37 adegan rekonstruksi. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pembunuhan keji yang dilakukan Haris Simamora terhadap satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat, banyak menyita perhatian masyarakat.

Hal ini dibuktikan saat rekonstruksi digelar, ratusan warga yang penasaran akan sosok pemuda berumur 23 tahun itu memadati lokasi rumah korban di Jalan Bojong Nangka, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Bekasi.

Dalam rekonstruksi yang dilakukan, Rabu siang, 21 November kemarin, Haris tercatat melakukan 55 adegan. Diakhiri dengan adegan pembuangan linggis yang digunakan pelaku untuk membunuh Daperum Nainggolan beserta dua anak dan istrinya, pada pukul 19.00 WIB.

Berikut ini sejumlah temuan menarik dari hasil rekonstruksi terhadap Haris Simamora, pembunuh satu keluarga di Bekasi:

1. Terungkap Pelaku Sakit Hati

Rekonstruksi Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
Tersangka Haris Simamora melakukan adegan rekonstruksi pembunuhan keluarga Diperum Nainggolan di Jalan Bojong Nangka, Bekasi, Rabu (21/11). Tersangka pembunuhan satu keluarga di Bekasi itu menjalani 37 adegan rekonstruksi. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dimulai saat tersangka masuk ke dalam rumah. Dalam reka adegan diketahui Haris sakit hati dengan ucapan korban yang melarangnya menginap di rumah mereka.

Ucapan tersebut datang dari sang istri yang tak lain sepupu tersangka hingga membuat emosinya memuncak.

Itulah yang membuatnya gelap mata dan nekat menghabisi seluruh penghuni rumah tanpa terkecuali dua keponakannya yang masing-masing berumur 7 dan 9 tahun.

2. Pintu Rumah Korban Dibuka Paksa

Rekonstruksi Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
Tersangka Haris Simamora melakukan adegan rekonstruksi pembunuhan keluarga Diperum Nainggolan di Jalan Bojong Nangka, Bekasi, Rabu (21/11). Tersangka pembunuhan satu keluarga di Bekasi itu menjalani 37 adegan rekonstruksi. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelum rekonstruksi dimulai di rumah Daperum Nainggolan, polisi sempat kesulitan membuka pintu rumah milik korban. Ternyata kuncinya dibawa pelaku usai melakukan pembunuhan, lalu hilang.

"Pintu masuk dan pintu keluar yang digunakan tersangka dari pintu depan ini, kuncinya dibawa pelaku dan hilang. Karena itu harus dibuka. Kita buka paksa," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto.

3. Linggis Pengganti

Pembunuh sekeluarga di bekasi
Haris Simamora pembunuh sekeluarga di Bekasi menjalani rekonstruksi di Cikarang Utara, Jawa Barat. (Merdeka.com)

Sebelumnya kepada polisi Haris mengaku dirinya telah membuang linggis yang dipakainya untuk menghabisi pasutri itu ke Sungai Kalimalang.

Derasnya arus sungai akibat diguyur hujan menyulitkan enam penyelam dari Polisi Perairan Polda Metro Jaya mencari barang bukti tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, mengatakan linggis yang dicari polisi sepanjang 80 sentimeter.

"Sekitar 80 sentimeter (panjang linggis)," kata Argo di lokasi, Sabtu (17/11).

Namun, hingga proses rekonstruksi kemarin, linggis tersebut belum juga ditemukan. Untuk itu polisi membawa linggis pengganti agar rekonstruksi pembunuhan satu keluarga itu dapat berjalan lancar.

4. Polisi Wanita Jadi Peran Pengganti

Pembunuhan Sekeluarga
Iptu Vebry menjadi peran pengganti korban pembunuhan sekeluarga di Bekasi. (Merdeka.com)

Hal menarik lainnya yang ditemukan dalam rekonstruksi pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Iptu Vebry Syintia Yunindra (27) menjadi pemeran pengganti korban, Maya Ambarita, yang tak lain adalah istri dari Daperum Nainggolan.

Wanita lulusan angkatan 2012 Akademi Kepolisian ini mengaku jika baru kali ini ditunjuk untuk menjadi peran pengganti dalam rekonstruksi pembunuhan.

Saat memperagakan adegan demi adegan, Iptu Vebry mengaku sedih. Dirinya bahkan sempat meneteskan air mata.

"Kesal karena kasihan sama korbannya ya. Setega itu kan. Dipukul terus ditusuk leher, terus darah muncrat ke mana-mana. Kalau orang awam yang biasanya tidak pernah ngelihat pasti kaget," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya