Jokowi Kirim Kepala Desa Keluar Negeri Untuk Studi Banding Tahun Depan

Menurut Jokowi studi banding bisa memacu semangat perangkat desa untuk mengubah wajah daerah masing-masing.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2018, 07:19 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2018, 07:19 WIB
Jokowi Serahkan Langsung 1.300 Sertifikat di Lampung Tengah
Presiden Joko Widodo bersalaman dengan masyarakat saat acara penyerahan 1.300 sertifikat hak atas tanah untuk masyarakat di Kabupaten Lampung Tengah, Jumat (23/11). (Liputan6.com/HO/Biropers)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berencana mengirim kepala desa, pendamping desa, pembina Pendidikan anak Usia Dini (PAUD), dan Posyandu keluar negeri untuk studi banding. Studi banding perangkat desa ini diagendakan mulai tahun depan.

Ini disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan dalam acara Evaluasi Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa serta Sosialisasi Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019 di Islamic Center, Lampung Timur, Lampung, Jumat, 23 November 2018. 

"Saya diskusi dengan Mendes, tahun depan kita coba beberapa dari mereka kirim keluar negeri untuk diberikan training 3 bulan, biar melihat dan membandingkan," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan studi banding bisa memacu semangat perangkat desa untuk mengubah wajah daerah masing-masing. Selain itu, studi banding bisa menjadi awal kemajuan dan kompetisi Indonesia dengan negara lain

"Kita juga bisa kok tapi harus melihat langsung. Kalau ada pesaing baru gemeregah, baru semangat. Kalau nggak melihat yang lain dipikir kita sudah di depan," ujar dia.

Sejak 2015 pemerintah telah mengucurkan dana desa sebesar Rp 20,7 triliun. Kemudian pada 2016 naik menjadi Rp 46 triliun. Di 2017 dana desa kembali menanjak menjadi Rp 60 triliun. Khusus tahun ini, pemerintah mengalokasikan dana desa sebesar Rp 60 triliun. Sementara tahun depan direncanakan meningkat menjadi 70 triliun.

 

Pengembangan Ekonomi Desa

Jokowi berharap, dana desa digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan pengembangan ekonomi daerah. Jokowi lalu mencontohkan beberapa desa wisata di Tanah Air yang bisa mengelola potensi daerahnya masing-masing

Seperti desa wisata Ponggok di Jateng yang telah memiliki omzet Rp 14 miliar per tahun. Kemudian desa wisata Nglangeran di Gunungkidul yang memiliki omzet Rp 4 miliar per tahun. 

"Desa itu mengembangkan wisata. Sehingga masyarakat bisa kerja di sana, itu yang perlu kita pacu agar pemberdayaan ekonomi betul-betul ditingkatkan," kata Jokowi mengakhiri.

Reporter: Titin Supriatin

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya