Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden Ma'ruf Amin menengok korban tsunami Selat Sunda di RSUD Berkah Pandeglang, Banten. Selain menengok dan berbagi cerita dengan para korban, Ma'ruf pun juga turut mendoakan mereka.
"Saya mendoakan cepat sembuh. Kalau yang meninggal, supaya diterima Allah SWT," kata Ma'ruf di RSUD Berkah, Pandeglang, Selasa (25/12/2018).
Dia berharap, bagi keluarga yang ditinggal diberikan kesabaran. Dirinya juga memohon agar tidak ada musibah lagi seperti ini.
Advertisement
"Kita juga mohon kepada Allah, agar tidak ada musibah seperti ini, yang menimpa masyarakat kita. Cukup ini saja. Kita minta kepada Allah seperti itu," ungkap Ma'ruf.
Ma'ruf yang hadir bersama istrinya berharap semua korban tsunami diberikan kesembuhan.
"Alhamdulillah masih diselamatkan. Cepat sembuh," kata Ma'ruf.
Dia mengaku menengok para korban lantaran merasa menjadi bagian masyarakat Banten, yang juga turut prihatin dan sedih dengan bencana tsunami ini.
"Saya merasa apa yang mereka rasakan, kami juga rasakan. Kebetulan saya dari Banten, jadi merasa mereka adalah saudara-saudara kami sekampung, sedaerah. Keprihatinan kami sangat mendalam, makanya hari ini kami menengok dan melihat," jelas Ma'ruf.
Dia pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada para petugas yang ikut membantu dan menyelamatkan para korban tsunami.
"Terima kasih kepada para petugas yang menyelamatkan mereka dan merawat mereka," tutur Ma'ruf.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Cerita Korban Tsunami
Kepada Ma'ruf, salah satu keluarga korban, Dewi Mariani (22) menceritakan bagaimana saudara tirinya, Tirman (16) terseret air dari bibir pantai di Kampung Sumur, Pandeglang, sampai ke jalan raya.
"Ini terseret dari bibir pantai sampai jalan raya. Pas sadar dia sudah di jalan raya. Kalau adiknya nemu bambu, dipegangnya bambu itu," cerita Dewi ke Ma'ruf.
Dewi pun mengaku masih kehilangan dua sanak saudaranya. Sedangkan neneknya yang bersama Tirman meninggal. "Neneknya meninggal," ungkap Dewi.
Korban lainnya, Abdul Rakim (45) yang merupakan pegawai Kemenpora yang tinggal di Bekasi, juga menceritakan bagaimana kejadian yang dialaminya saat mengikuti gathering kantornya.
"Habis makan malam ada acara debus. Tapi emang kelihatan dari jauh Krakatau udah merah. Enggak ada peringatan, tiba-tiba mati lampu, (kemudian) ombak tinggi. Kaki kena kayu," tutur Abdul.
Advertisement