Liputan6.com, Jakarta - Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) menggelar Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional di TMII Jakarta, Minggu (10/2/2019). Ini merupakan perayaan ke-20 sejak perayaan pertama 17 Februari 2000 lalu.
Ketua Umum Dewan Rohaniwan/Pimpinan Pusat Matakin yang juga merupakan Ketua Panitia, Budi Santoso Tanuwibowo menyatakan, pihaknya berterima kasih kepada Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang telah mendukung Imlek dirayakan untuk kali pertama.
"Kita tetap mengingat jasa beliau dan mengenangnya, meski sekarang sudah banyak yang lupa. Tanpa Gus Dur tidak ada cerita soal Imlek seperti hari-hari ini," ujarnya.
Advertisement
Tak hanya Gus Dur, pihaknya juga tak akan lupa dengan jasa Megawati Sukarnoputri yang konsisten hadir dalam perayaan Imlek nasional saat jadi presiden.
"Pak SBY juga tak pemah absen dan selalu hadir di Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional yang diselenggarakan Matakin," ungkapnya.
Budi menyatakan, pesan Imlek tahun ini adalah "Penimbunan kekayaan akan menimbulkan perpecahan diantara rakyat, tersebarnya kekayaan akan menyatukan rakyat".
"Tema itu terinspirasi oleh masih tingginya jumlah penduduk yang masih di bawah garis kemiskinan," katanya.
Matakin pun menghimbau anggotanya untuk lebih peduli dan saling membantu. Budaya gotong-royong harus digalakkan kembali.
"Para tokoh agama sebagai pimpinan informal wajib membantu penyelesaian masalah ini," ujarnya.