Kemensos Salurkan Santunan Ahli Waris ke Korban Banjir Sulsel

Bantuan diberikan bertahap. Pada tahap pertama disalurkan sebesar Rp555 juta untuk ahli waris 37 korban meninggal.

oleh stella maris diperbarui 28 Jan 2019, 10:53 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2019, 10:53 WIB
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita
Menteri Sosial mendampingi Jusuf Kalla dalam kunjungan kerja di Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Sosial Republik Indonesia memberikan bantuan pada korban banjir Sulawesi Selatan. Bantuan diberikan dalam bentuk santunan ahli waris, sesuai dengan instruksi Wakil Presiden Jusuf Kalla. 

Jusuf Kalla dalam Rapat Koordinasi penanggulangan Bencana Alam Sulsel di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan menegaskan, kedatangannya bukan sekadar untuk memimpin rapat. "Pertama saya ingin melihat apa yang terjadi. Oleh karena itu program yang segera adalah membantu korban bencana," kata Jusuf Kalla, Minggu (27/1).

Jusuf Kalla diberikan pada warga terdampak bencana dan santunan untuk ahli waris korban meninggal. Penyaluran bantuan dan pencairan santunan korban meninggal ini diharapkan dapat mengurangi duka mendalam warga terdampak bencana banjir, angin kencang, dan tanah longsor di Sulawesi Selatan.

"Oleh karena itu Kemensos akan segera memberikan bantuan dan santunan ahli waris korban meninggal," tuturnya.

Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita yang turut mendampingi wapres dalam kunjungan kerja ini. Dia mengatakan bahwa santunan ahli waris diserahkan bertahap oleh Kementerian Sosial, mengingat proses pendataan masih terus berlangsung.

"Hingga 27 Januari tercatat 68 korban meninggal. Untuk tahap pertama disalurkan sebesar Rp555 juta untuk ahli waris 37 korban meninggal," kata Agus.

Bantuan LDP

Sementara itu sejalan dengan bantuan dan santunan, Tim Relawan Kementerian Sosial RI memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) kepada warga terdampak bencana.

"Ada 21 petugas LDP yang kami terjunkan berasal dari Tim LDP Pusat, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten/Kota terdampak, serta Pekerja Sosial," ujar Agus.

Agus menjelaskan Posko Utama LDP berada di Pos Masjid Maggali, Kabupaten Gowa, sementara Posko Induk pengungsian ada di Kantor BPBD Kabupaten Kepulauan Selayar.

"LDP diselenggarakan terintegrasi dengan layanan dapur umum lapangan. Hal ini juga yang kami terapkan dalam penanganan bencana tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah," katanya.

Dengan integrasi layanan di satu tempat, tentunya memudahkan penjangkauan dan penanganan holistik, baik dari sisi perlindungan maupun pemulihan sosial warga terdampak bencana.

Bentuk kegiatan LDP meliputi psikoterapi, terapi dengan bermain, terapi spiritual melalui pengajian dan istighosah, hipnoterapi dan psikoedukasi.

"Upaya ini merupakan bagian dari pemulihan dan penguatan warga terdampak bencana," tambahnya.

Untuk diketahui Jusuf Kalla tiba di Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin Makassar bersama rombongannya sekitar pukul 10.20 WITA menggunakan Pesawat Khusus Kepresidenan Bae RJ-85.

Titik yang ditinjau pertama adalah lokasi Bendungan Bili-bili, Kabupaten Gowa dilanjutkan dengan mengungi Jembatan Sungai Jenelata yang ada di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa. Rombongan kemudian bergerak menuju Kantor Gubernur Sulawesi Selatan untuk mengikuti Rapat Koordinasi Penanggulangan Banjir Sulsel.

Diberitakan sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang melanda wilayah Sulawesi Selatan pada 22 Januari 2019. Tercatat ada 53 kecamatan di 12 Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang mengalami banjir, tanah longsor dan angin kencang Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Barru, Kabupaten Wajo, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Kabupaten Bantaeng, Kota Makassar, Kabupaten Selayar, dan Kabupaten Takalar.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat menjelaskan Kementerian Sosial telah membentuk Tim Terpadu Penanganan Korban Bencana Banjir, Longsor dan Angin Kencang Provinsi Sulawesi Selatan.

"Tugas tim ini melakukan pendampingan dan verifikasi data korban, mengerahkan 502 Personil Tagana Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten/Kota terdampak, serta mengaktifkan klaster nasional pengungsian dan perlindungan," terangnya.

Terkait upaya perlindungan sosial korban bencana alam, lanjutnya, telah didistribusikan Tenda Serbaguna Keluarga dan Tenda Gulung sebanyak 332 unit, pendistribusian perlengkapan tidur (velbed, kasur, selimut) sebanyak 910 unit, pembagian perlengkapan keluarga dan anak-anak sebanyak 1.118 paket, serta pembagian perlengkapan kebersihan untuk lingkungan pengungsian.

Pemenuhan kebutuhan makan disalurkan sebanyak 2.000 paket makanan siap saji dan lauk pauk, 15 ribu mie instan, dan pemberian peralatan dapur sebanyak 250 paket dan bahan mentah berupa lauk pauk yang didistribuskan Tagana untuk dapur umum mandiri masyarakat.

"Selain dapur umum mandiri juga ada layanan dapur umum saat ini ada delapan titik dengan masing–masing produksi 3.000 nasi bungkus per hari. Sehingga total delapan titik dapur umum yang memproduksi total 24.000 bungkus per hari," terangnya.

Sebanyak delapan dapur umum berada di Kota Makasar yakni Pacerakang dan Tamalanrea Permai (BTP) Katimbang, dua titik di Kabupaten Gowa yakni Posko Tagana Kab. Gowa dan Pos Kodim, satu titik di Kabupaten Takalar, satu titik di Kabupaten Jeneponto, dua titik di Kabupaten Maros berada di Masjid Almarkas dan Masjid Agung.

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya