Kemenpar Dukung Penuh Pembangunan Pasar Tradisional di Perbatasan Entikong

Pasar tradisional ini memiliki kios sebanyak 52 unit, lapak 48 unit dan pusat makanan. Toserba akan diisi 30 unit kios, 5 unit toko, lengkap dengan fasilitas ATM dan pusat makanan.

oleh stella maris diperbarui 14 Mar 2019, 10:49 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2019, 10:49 WIB
Pasar Tradisional
Pembangunan pasar tradisional di perbatasan Entikong.

Liputan6.com, Jakarta Tidak jauh dari Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong akan dibangun pasar tradisional di perbatasan. Kementerian Pariwisata memberikan dukungan penuh upaya kemajuan perekonomian di wilayah perbatasan Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung bersama Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya Kemenpar Tendi Nuralam, dalam kunjungannya berharap agar pasar tersebut bisa menjadi magnet baru buat Entikong. Khususnya, untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

"Pasar tradisional perbatasan ini ditargetkan bisa beroperasi pada Juni 2019. Kementerian Pariwisata siap memberikan dukungan untuk pasar ini. Oleh karena kami berharap pasar perbatasan ini menjadi atraksi baru di Entikong atau menjadi destinasi wisata belanja yang bisa menarik wisatawan," harap Adella.

Ditegaskannya, Kementerian Pariwisata akan membantu mempromosikan pasar ini dengan maksimal. Tujuannya, agar proses transaksi semakin masif. Selain itu, pasar perbatasan Entikong juga bisa menjadi penggerak ekonomi masyarakat.

"Kami tentu berharap pasar di perbatasan ini akan menjadi pusat perekonomian warga sekitar. Itu karena lokasinya yang dekat dengan perbatasan. Kami juga berharap warga di perbatasan Malaysia bisa berbelanja ke sini," katanya, didampingi Kabid Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono.

Sedangkan Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya Kemenpar Tendi Nuralam, meminta agar pasar tersebut bisa dikelola dengan baik.

"Masyarakat Entikong harus memanfaatkan pasar ini dengan baik. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menjaga pasar agar selalu bersih. Pasar perbatasan ini juga harus menjadi cermin dari budaya. Paling penting, harus membuat wisatawan nyaman berbelanja. Kenyamanan akan memberikan pengalaman mengesankan buat wisatawan. Dan itu yang akan membuat mereka kembali lagi," tutur Tendi.

Dijelaskannya, pasar perbatasan Entikong akan menjadi destinasi berkelanjutan. Destinasi yang akan selalu menjadi tujuan para wisatawan.

"Jadi, pariwisata itu harus berkelanjutan. Konser musik hanya menjadi pemicu. Tapi setelah itu ada atau pun tidak ada konser, semua harus terus berjalan dengan baik. Roda perekonomian warga tetap harus berputar. Masyarakat Entikong bisa memanfaatkan pasar ini,” katanya.

Pasar perbatasan Entikong didesain dengan mengakomodir kearifan budaya lokal. Pasar ini terdiri dari pasar tradisional seluas 2.729 m2 dan toserba seluas 3.786 meter persegi.

Pasar tradisional ini memiliki kios sebanyak 52 unit, lapak 48 unit dan pusat makanan. Toserba akan diisi 30 unit kios, 5 unit toko, lengkap dengan fasilitas ATM dan pusat makanan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga menyambut baik kehadiran pasar perbatasan Entikong. Sebab, membuat wilayah perbatasan menjadi lebih hidup.

"Sekarang, wajah perbatasan Indonesia benar-benar berubah. Khususnya Entikong. Sebab pembangunan sangat gencar dilakukan disana. Selain akses yang sudah oke, Entikong juga dilengkapi pasar tradisional. Selain membantu perekonomian warga, pasar ini juga bisa menjadi destinasi wisata belanja. Entikong benar-benar luar biasa," jelasnya

 

 

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya