Fakta Sidang Lanjutan Kasus Dugaan Penyebaran Hoaks Ratna Sarumpaet

Diakui Ratna Sarumpaet, beberapa saksi merupakan orang terdekatnya.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 02 Apr 2019, 19:15 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2019, 19:15 WIB
Ratna Sarumpaet
Terdakwa penyebaran berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (28/2). Ratna Sarumpaet berangkat dari Rumah Tahanan Polda Metro Jaya dijemput kendaraan tahanan kejaksaan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Sidang lanjutan kasus dugaan penyebaran hoaks Ratna Sarumpaet kembali digelar hari ini, Selasa (2/4/2019). Sidang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Pada sidang Ratna Sarumpaet kali ini, Jaksa penuntut Umum menghadirkan empat orang saksi. Mereka adalah Waketum BPN Prabowo-Sandi atau Ketua Yayasan Merah Putih (YMP) Nanik Sudaryati, Ahmad Rubangi, Saharudin, dan Makmur Julianto alias Pele.

Diakui Ratna, beberapa saksi merupakan orang terdekatnya. Tiga di antaranya merupakan anak buah Ratna Sarumpaet.

Sehingga, ia berharap semua saksi berbicara apa adanya sebagaimana aturan yang berlaku.

"Sebenarnya mereka orang-orang saya. Tapi dari JPU (yang menghadirkan). Tiga orang staf saya di kantor. Ada yang dari Bali dan Medan. Sama mungkin dari BPN satu. (Saksi dari Ratna diharapkan) Ya bicara bagaimana aturan pengadilan lah. Apa adanya," kata Ratna.

Berikut fakta-fakta persidangan lanjutan Ratna Sarumpaet dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Hadirkan 4 Orang Saksi

Ratna Sarumpaet
Terdakwa kasus dugaan penyebaran berita bohong, Ratna Sarumpaet memakai rompi tahanan saat sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Selasa (19/3). Sidang Ratna Sarumpaet mengagendakan pembacaan putusan sela. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jaksa penuntut Umum menghadirkan empat orang saksi di sidang lanjutan kasus penyebaran berita bohong atau hoaks yang melibatkan terdakwa Ratna Sarumpaet. Sidang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Salah satu saksi ialah Waketum BPN Prabowo-Sandi atau Ketua Yayasan Merah Putih (YMP), Nanik Sudaryati.

Jaksa Penutut Umum, Daru Tri Sadono, mengatakan, pihaknya memanggil empat orang saksi untuk dimintai keterangan yakni Ahmad Rubangi, Saharudin dan Makmur Julianto alias Pele, dan Nanik Sudaryati.

"Ahmad Rubangi, Saharudin dan Makmur Julianto alias Pele, adalah driver dan stafnya yang kerja di rumah Ratna Sarumpaet," ucap di PN Jaksel, Selasa (2/4/2019).

 

2. Ratna Tak Setuju Ada Konpers

Ekspresi Ratna Sarumpaet Saat Jalani Sidang Lanjutan
Terdakwa kasus dugaan penyebaran berita bohong Ratna Sarumpaet usai menjalani sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Selasa (12/3). Sidang mendengarkan tanggapan JPU atas nota keberatan yang disampaikan pengacara Ratna. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Jaksa mengahdirkan supir pribadi Ratna Sarumpaet bernama Ahmad Rubangi untuk bersaksi di persidangan.

Ahmad Rubangi mengatakan, mengatakan, mengantar Ratna Sarumpaet ke lapangan Polo Nusantara Hambalang, Bogor Jawa Barat. Turut juga di dalam mobil staf Ratna Sarumpaet yakni Saharudin dan Makmur Julianto alias Pele.

"Ada Pak Sahar dan Pak Pele duduk dibelakang. Sementara ibu (Ratna Sarumpaet) di sebelah saya lalu lainnya. Dalam perjalanan ngobrol biasa aja," ucap dia.

Ia menyebut, Ratna Sarumpaet masuk ke dalam. Sekitar 1 jam berada di di dalam rumah Prabowo, lalu pulang.

Ia mengatakan, dalam perjalanan mendengar ucapannya. Seingatnya, mengatakan akan ada jumpa pers oleh Prabowo Subiantio mengenai pemukulan Ratna Sarumpaet.

"Saya dengar katanya ibu bakal ada jumpa pers. Ibu tidak setuju dengan jumpa pers. Makanya ibu tidak ikut," ucap dia.

Sementara setelah melawat ke Lapangan Polo, Ratna minta diantar pulang ke rumah anaknya yang berada di Pondok Bambu, Jakarta Timur.

"Sekitar jam 8 malam sampai saya hanya ngedrop lalu pulang ke Kampung Melayu ambil baju terus pulang lagi," tutup dia.

Namun, terdakwa Ratna Sarumpaet membantah pernyataan sang sopir. Ia mengatakan, tidak pernah keberatan dengan jumpa pers yang dilakukian Prabowo.

"Saya tadi cuma keberatan menghadiri jumpa pers," tutup Ratna.

Selain itu, dalam kesaksiannya, Ahmad Rubangi mengaku mendapatkan pesan singakat WhatsApp dari Ratna Sarumpaet pada tanggal 24 september sekira pukul 21.15 WIB. Ia dikabarkan kondisinya sedang sakit.

"Minta dibukain pintu depan. Melalui WA dia (Ratna) kabarkan sedang sakit. Saya dikirim foto-foto juga kondisi lebam bu Ratna," ucap Ahmad Rubangi.

"Ibu waktu itu naik taksi sekira pukul 21.30 WIB, Ibu Ratna sampai rumah saya buka pintu depan anter ibu ke kamar," lanjut Ahmad Rubangi.

Ahmad mengatakan, dirinya mengantarkan Ratna Sarumpaet sampai ke kamar dan diminta memanggil karyawannya yang lain yakni Saharudin, Makmur Julianto alias Pele untuk ke kamar.

Lalu, di situ, Ratna Sarumpaet bilang habis pukulin orang.

"Saya tanya katanya Bu Ratna dipukul dua orang laki-laki di Bandung," ucap Ahmad.

"Saya nggak denger lagi hanya melihat ibu menangis kita diminta keluar lagi," sambung Ahmad.

Ahmad mengaku, selama dalam kondisi sakit selalu diminta menyiapkan air hangat dan handuk.

"Semacam satu panci. Mungkin untuk lap muka. Selama itu rutinitas untuk saya buat air hangat saja," tandas Ahmad.

 

3. Awal Mula Foto Beredar

Ratna Sarumpaet
Terdakwa kasus dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks, Ratna Sarumpaet menjalani sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Selasa (19/3). Sidang Ratna Sarumpaet tersebut beragendakan pembacaan putusan sela. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Setelah sopirnya, giliran staf atas nama Saharudin didengar kesaksiannya dalam sidang Ratna Sarumpaet.

Mengawali keterangannya, Saharudin mengatakan baru mengetahui wajah Ratna seperti mengalami memar pada 24 September 2018.

Dia bersama saksi Ahmad Rubagi dan Makmur Julianto alias Pele mendapatkan cerita dari Ratna secara langsung dirinya dipukuli orang saat berada di Bandung namun meminta informasi tak disebar.

"Malam dikumpulkan bertiga. Ada perintah untuk tidak menceritakan kepada anak-anak dan yang lain hanya bertiga saja," ucap Saharudin.

Pendek kata, berita pemukulan viral. Saharudin menerima banyak telepon dari berbagai awak media. Dia meminta pendapat Ratna Sarumpaet mengenai hal ini.

"Banyak sekali yang menelepon. Tanggal 2 Oktober 2018 Ratna Sarumpaet tanya bagaimana perkembangan ini (kasusnya). Ratna bilang tidak usah dibesar-besarkan," ucap dia.

Kemudian tanggal 3 Oktober 2018 pukul 7 pagi dia menerima informasi dari seseorang terkait PDF yang beredar di media sosial.

Isinya dari Polda Metro Jaya tentang kasus Ratna Sarumpaet. Dia mengaku kaget dan memberitahukan pada Ratna.

"Saya langsung berlari ke kamar Kakak (Ratna Sarumpaet). Kakak (Ratna Sarumpaet) bilang kenapa lu. Ini kak ada informasi yang beredar soal Kakak ini sudah ada pemaparan dari Polda Metro Jaya. Kakak (Ratna Sarumpaet) tidak menjawab," jelas dia.

Tak lama kemudian, Ratna Sarumpaet mengumpulkan staf dan anak-anaknya. Ratna memohon maaf atas kebohongan yang diperbuat

"Kakak minta maaf kepada kami karena telah berbohong. Waktu itu ada Pele, Ahmad Rubangi, Iqbal dan Ibrahim," ucap dia.

Selanjutnya, Saharudin diperintahkan untuk menyiapkan press conference. Sekaligus menelepon elite-elite partai untuk meminta maaf.

"Ratna bilang tidak mau kebohongan lama-lama tersimpan," tutup dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya