Berprestasi, Tiga Nama Ini Dinobatkan Jadi Menteri Terbaik

Salah satunya Menpar Arief Yahya yang berhasil meningkatkan devisa terbesar Indonesia yang nilainya mencapai ratusan triliun.

oleh stella maris diperbarui 26 Apr 2019, 09:50 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2019, 09:50 WIB
Arief Yahya
#CEOMessage: Menpar Arief Yahya menjawab “Orang Lama” di “Era Baru”, transformasi digital dan evolusi dipercepat. (foto: dok. Kemenpar)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah menteri dalam Kabinet Kerja 2014-2019 dinobatkan sebagai menteri berprestasi dalam ajang Penghargaan Prestasi Tinggi Kabinet Kerja. Mereka adalah Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono, Menteri Keuangan Sri Mulayani Indrawati, Menteri Perhubungan Budi Kaya Sumadi, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan. 

Penghargaan Prestasi Tinggi Kabinet Kerja itu diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Nusantara (LKN) bersama Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI). Acara pemberian penghargaan berlangsung di Suhana Hall, The Energy Building Jakarta, Rabu malam (24/4).

Dalam acara tersebut, penghargaan diberikan pada Menpar Arief Yahya atas prestasinya dalam mengembangkan pariwisata nasional dalam empat tahun terakhir.

Ketua LKN Samsul Hadi mengatakan penetapan prestasi tinggi yang dicapai Menpar Arief Yahya mempertimbangkan beberapa indikator, diantaranya terus naiknya devisa sektor pariwisata dari tahun ke tahun dan semakin besarnya pariwisata menciptakan banyak kesempatan kerja yang menggerakkan ekonomi lokal.

Selain itu hingga September 2018 terlihat bahwa pencapaian prestasi Destinasi Pariwisata Prioritas telah melampui target. "Prestasi lainnya adalah daya saing pariwisata Indonesia terus membaik selama 4 tahun terakhir dan tentu saja memberikan kontribusi positif pada penerimaan devisa negara yang mendorong kualitas investasi menjadi lebih baik," kata Samsul Hadi.

 

Dinilai Sukses Kembangkan Pariwisata, Menpar Jadi Menteri Kabinet Kerja Berprestasi Tinggi
Piala penghargaan Menteri Kabinet Kerja Berprestasi Tinggi yang diterima Menpar Ariey Yahya. (dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata/Dinny Mutiah)

Menpar Arief Yahya menjelaskan, pertumbuhan pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mencapai 25,68 persen, sedangkan kawasan ASEAN hanya tumbuh tujuh persen dan di dunia hanya enam persen.

Sementara itu indeks daya saing pariwisata indonesia menurut World Economy Forum (WEF) juga menunjukkan perkembangan menggembirakan naik delapan poin, bila pada 2015 berada di peringkat 50 melonjak menjadi peringkat 42 pada 2017, sedangkan target berikutnya berada di ranking 30 dunia pada 2019.

Sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak 2015 dari USD12,2 miliar, menjadi USD13,6 miliar di tahun 2016, dan meningkat menjadi USD15 miliar pada tahun 2017.

Pada 2018 perolehan devisa pariwisata diproyeksikan sebesar USD17,6 miliar dengan perhitungan capaian 16,2 juta wisman dikalikan aspa (average spending per-arrival) atau rata-rata pengeluaran per kunjungan sebesar USD1.100/wisman.

"Perolehan devisa pariwisata tahun ini akan menempatkan posisi pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar, mengalahkan atau sejajar dengan devisa crude palm oil (CPO) sebesar USD16 miliar berada di urutan teratas," kata Arief Yahya.

Ketua Pelaksana Penghargaan Prestasi Tinggi Kabinet Kerja 2014-2019 yang juga sebagai sebagai Wakil Ketua IAMPI Darma Tyanto Saptodewo menjelaskan, penyelenggaraan acara pemberian penghargaan ini dimaksudkan untuk mendorong meningkatnya keselarasan antara Kementerian dan Lembaga dalam mewujudkan ketercapaian tujuan pembangunan nasional.

"IAMPI menginginkan agar dana masyarakat digunakan untuk kegiatan yang mempunyai manfaat besar bagi masyarakat dan dikelola secara efisien dan efektif," katanya.

 

 (*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya