Polemik WNI Keturunan Arab, Eks Hakim Agung: Hendropriyono Gambarkan Rasa Prihatin

Gayus menampik, apa yang disampaikan Hendropriyono dikaitkan dengan ujaran kebencian, atau hasutan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 10 Mei 2019, 13:16 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2019, 13:16 WIB
Mantan Kepala BIN Hendropriyono meluncurkan draf buku mengenai intelijen.
Mantan Kepala BIN Hendropriyono meluncurkan draf buku mengenai intelijen. (Liputan6.com/ Ratu Annisaa)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), yang juga mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Abdullah Mahmud Hendropriyono, meminta WNI keturunan Arab yang dihormati masyarakat Indonesia, bisa menenangkan masyarakat dan tak provokatif. Pernyataan tersebut mengundang kontroversi.

Mantan Hakim Agung Mahkamah Agung Gayus Lumbuun mengatakan, apa yang dilakukan Hendropriyono hanya bentuk peringatan terhadap oknum-oknum yang memanfaatkan rasa hormat masyarakat.

"Sesungguhnya, menggambarkan rasa keprihatinannya terhadap ulah beberapa orang yang kebetulan keturunan Arab, yang tidak sesuai dengan penilaian dan penghargaan yang umum diberikan masyarakat Indonesia terhadap keturunan Arab. Dengan demikian, peringatan tersebut tidak cukup alasan untuk dikategorikan sebagai suatu sikap rasialis. Tidak ada substansi. Harus dilihat secara objektif, tidak dipolitisir, yang kemudian justru memperkeruh situasi di masyarakat," kata Gayus di Jakarta, Jumat (10/5/2019).

Dia menampik apa yang disampaikan Hendropriyono dikaitkan dengan ujaran kebencian atau hasutan. Menurutnya hal tersebut sesuai dengan koridor hukum.

"Pak Hendropriyono masih dalam koridor hukum. Pernyataan tersebut tidak memenuhi ketentuan Pasal 156 KUHP, kemudian Pasal 157 KUHP," jelasnya.

Karena itu, masih kata dia, apa yang disampaikan Hendropriyono sebagai bentuk edukasi, dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Hal tersebut sesuai dengan tanggungjawab beliau. Ini informasi intelejen, tapi memiliki rasa kewajiban secara moral," tutur Gayus.

Senada, akademisi UIN Makassar, Mustari Mustafa menjelaskan, apa yang disampaikan Hendropriyono, mewakili kegelisahan masyarakat.

"Jadi jangan sampai ada orang yang mengembuskan isu dengan kepentingannya sendiri. Jadi oknum. Di situ Pak Hendro sangat hati-hati sekali dalam menyampaikan," kata Mustari.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pernyataan Hendropriyono

PKPI Mengarak Nomor Urut Peserta Pemilu
Ketua Umum PKPI AM Hendropriyono mengarak nomor urutnya dengan menggunakan mobil Jeep Rubicon seusai meninggalkan kantor KPU, Jakarta, Jumat (13/4). KPU resmi menetapkan PKPI sebagai peserta pemilu 2019 dengan nomor utut 20. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Mantan Ketua Umum PKPI yang juga mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Abdullah Mahmud Hendropriyono, meminta WNI keturunan Arab yang dihormati masyarakat Indonesia, bisa memenangkan masyarakat.

Hal ini disampaikannya usai mengunjungi Lemhanas untuk bertukar pikiran dengan pejabat yang disana, terkait permasalahan Indonesia sekarang ini.

"Saya ingin memperingatkan bangsa indonesia, WNI keturunan Arab supaya sebagai elit yang dihormati oleh masyarakat kita, cobalah mengendalikan diri jangan menjadi provokator, jangan memprovokasi rakyat yang kita tahu paternalistik, sehingga apa kata orang yang dia kagumi, kita itu mengikut saja dan bisa tersesat karenanya," kata Hendropriyono di Jakarta, Senin 6 Mei 2019.

Dia menegaskan, ini bukan rasis. Tapi sebagai orang yang dihormati masyarakat Indonesia, hendaknya bisa mengayomi masyarakat.

"Keturunan Arab ini posisinya dimuliakan oleh masyarakat kita. Tahulah bahwa dia itu dalam posisi yang mengayomi masyarakat, jangan memprovokasi masyarakat melakukan politik jalanan, mengajak pawai," jelas Hendropriyono.

Dia menuturkan, ini bukan untuk kepentingan apapun. Hanya agar masyarakat memperoleh jalan yang baik dan benar.

Hendropriyono, juga mengkritisi soal adanya banyak tuduhan hasil pemilu penuh kecurangan. Dia, merasa heran.

"Alam demokrasi ini penuh dengan keterbukaan. Pemilu ini kan terbuka dan itus semua orang kan bisa mengecek dan akses," ungkap Hendropriyono.

Dia pun menyindir ada pihak-pihak yang menghitung sendiri hasil Pemilu, tapi tidak mau buka datanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya