Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan revitalisasi trotoar bukan untuk membuat kemacetan di jalanan Ibu Kota. Revitalisasi itu untuk mendorong masyarakat agar berjalan kaki.
Selain Jalan Cikini-Salemba, Jakarta Pusat revitalisasi juga dilaksanakan di lima kota administratif. Seperti halnya di Kemang Jakarta Selatan, Sunter Jakarta Utara, hingga Jatinegara Jakarta Timur.
"Jadi justru kita ingin mendorong lebih banyak menggunakan jalan kaki," kata Anies Baswedan gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (22/7/2019).
Advertisement
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan ke depannya urutan pengguna jalan yang utama yakni untuk pejalan kaki. Selanjutnya untuk pengguna sepeda dan kendaraan bebas emisi, kendaraan umum serta kendaraan pribadi.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugraha menyatakan revitalisasi trotoar yang ada berkonsepkan wajah baru Jakarta. Sebab pelebaran pedestrian itu ke depannya berprioritas untuk pejalan kaki.
"Memang ke depan kita arahkan kendaraan pribadi ke transportasi umum," ujar Anies Baswedan.
Â
Ukuran Ideal Trotoar
Dia menjelaskan saat ini trotoar yang ada hanya berukuran 1,5 meter saja. Padahal idealnya itu berukuran 4,5 sampai 6 meter yang dapat difungsikan untuk pejalan kaki, stabilitas hingga bangku-bangku.
"Bangku, jalan-jalan jauh di Singapura ada tuh. Jalan 200 meter capek duduk 1,5 meter," jelasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan revitalisasi trotoar di Jalan Cikini Raya, Jalan Kramat Raya, dan Jalan Salemba, Jakarta Pusat. Trotoar dengan panjang kurang lebih 10 kilometer itu direncanakan membutuhkan biaya sebesar Rp 75 milliar.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugraha mengatakan, pengerjaannya direncanakan pada Juni 2019 dan ditargetkan selesai pada Desember 2019."Target selesai Desember 2019. Total kedua sisi kurang lebih 10 km," kata Hari saat dihubungi, Rabu (12/6/2019).
Advertisement