Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan anggaran Kementerian PU 2025 dipangkas sebesar Rp81,38 triliun dari anggaran semula Rp110,95 triliun.
Hal ini disampaikan Dody Hanggodo dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI, Rabu (12/2/2025). Hanggodo menyatakan efisiensi ini dilakukan sebagai tindak lanjut Surat Menteri Keuangan (Menkeu) Nomor S-37/MK.02.2025.
Advertisement
Baca Juga
"Maka pagu alokasi anggaran Kementerian PU tahun 2025 yang semula sebesar Rp110,95 triliun dilakukan efisiensi sebesar Rp81,38 triliun," kata Hanggodo.
Advertisement
Menurut Hanggodo, efisiensi anggaran dimaksud berimplikasi kepada 10 pola kerja Kementerian PU. Hal itu, kata Hanggodo mencakup pembatalan fisik, pembangunan infrastruktur, dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang tidak prioritas.
Rinciannya, pembatalan single year contract (SYC) dan multi year contract (MYC) baru yang berasal dari rupiah murni (RM), pembatalan pembelian alat-alat berat, penggunaan dana tanggap darurat yang lebih selektif dan efisien, pembatasan perjalanan dinas secara selektif.
Kemudian, Kementerian PU juga akan mengurangi secara signifikan belanja alat tulis kantor (ATK) menuju paperless office, meniadakan kegiatan seremonial, meniadakan raker, rakor, diseminasi, seminar hingga sosialisasi secara offline.
"Semua akan kami laksanakan secara online, kami juga akan meniadakan belanja kehumasan kurang prioritas, efisiensi belanja operasional, dan efisiensi belanja nonoperasional," ujar Hanggodo.
Hanggodo menyebut, usai diefisiensi Pagu Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian PU Tahun Anggaran 2025 saat ini adalah sebesar Rp29,57 triliun. Angka ini terdiri dari Rupiah Murni (RM) Rp13,266,47 miliar dan Non RM sebesar Rp16,305,48 miliar.
Hanggodo menerangkan, buntut dari pemangkasan anggaran tersebut, target pembangunan infrastruktur bidang PU 2025 juga akan diefisiensi, meliputi sumber daya air dari Rp27,72 triliun menjadi Rp10,70 triliun. Kemudian, bina marga dari Rp24,83 triliun menjadi Rp12,48 triliun.
Lalu, di bidang cipta karya dari Rp7,75 triliun menjadi Rp3,78 triliun dan prasarana strategis dari Rp20,69 triliun menjadi Rp1,16 triliun.
Prabowo Pangkas Anggaran Kementerian dan Lembaga
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terus mendorong efisiensi anggaran demi memastikan belanja negara lebih berdampak langsung bagi masyarakat.
Salah satu langkah yang diambil adalah meninjau ulang alokasi anggaran, termasuk pemangkasan perjalanan dinas dan kegiatan seremonial pejabat kementerian/lembaga yang dinilai kurang esensial.Â
Presiden Prabowo Subianto menjelaskan alasannya memangkas anggaran kementerian/lembaga. Prabowo menyampaikan anggaran tersebut nantinya dipergunakan untuk memberi makan masyarakat dan anak-anak Indonesia.
"Saya mau menghemat uang. Uang itu untuk rakyat, untuk memberi makan, untuk anak anak rakyat," kata Prabowo.
Selain itu, dia ingin memperbaiki semua sekolah yang ada di Indonesia. Prabowo menuturkan bahwa saat ini ada 330.000 sekolah yang harus diperbaiki, namun anggaran saat ini tak mencukupi.
"Saya ingin memperbaiki semua sekolah indonesia, kita punya 330.000 sekolah. Ibu-ibu yang guru, angkat tangan, ibu-ibu benar enggak? Lihat sekolah-sekolah, perlu diperbaiki atau tidak? Perlu," tuturnya.
"Saya beberapa hari ini lihat sekolah-sekolah, kita punya 330.000 sekolah, angaran untuk perbaikan sekolah hanya cukup memperbaiki 20.000 sekolah, berapa tahun kita mau selesaikan 330.000 sekolah," sambung Prabowo.
Untuk itu, Prabowo memangkas anggaran kementerian/lembaga, khususnya pengeluaran-pengeluaran yang tak penting. Dia ingin pengeluaran yang mubazir dan biasanya menjadi celah untuk diselewengkan dihilangkan.
"Saya melakukan penghematan, saya ingin pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu, pengeluaran-pengeluaran mubazir, pengeluaran-pengeluaran yang alasan untuk nyolong, saya ingin dihentikan, dibersihkan," jelas Prabowo.
Advertisement
Prabowo Ungkap Ada Pihak yang Melawan Kebijakan Efisiensi Anggaran
Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa ada pihak yang ingin melawannya memberlakukan kebijakan penghematan atau efisiensi anggaran. Dia menyebut orang tersebut merasa sudah kebal hukum dan menjadi raja kecil.
"Ada yang melawan saya ada, dalam birokrasi. Merasa sudah kebal hukum, merasa sudah menjadi raja kecil, ada," kata Prabowo Subianto saat menghadiri Pembukaan Kongres Ke-XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Jatim International Expo (JIExpo), Surabaya, Senin (10/2/2025).
Dia ingin kementerian/lembaga berhemat untuk pengeluaran-pengeluaran yang tidak penting dan mubazir. Prabowo menyampaikan uang hasil efisiensi anggaran akan dipergunakan untuk memberi makan kepada anak-anak dan memperbaiki sekolah.
"Saya mau menghemat uang uang itu untuk rakyat untuk memberi makan untuk anak-anak rakyat. Saya ingin memperbaiki semua sekolah Indonesia," jelasnya.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)