Anggaran Sampah Jakarta Buat Wali Kota Risma Tertawa, Ini Kata DPRD DKI

Bestari menyatakan anggaran pengelolaan sampah yang besar juga dipengaruhi jumlah warga yang banyak.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 30 Jul 2019, 14:42 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2019, 14:42 WIB
20150825-Risma
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video memuat suasana pertemuan antara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma dengan Anggota DPRD DKI Jakarta di ruang sidang Wali Kota Surabaya beredar viral di media sosial, dalam video itu Risma terlihat tertawa saat mengetahui anggaran penanganan sampah di Jakarta jumlahnya mencapai lebih dari Rp 3 triliun.

Terkait hal itu, Ketua Fraksi Partai Nasdem, Bestari Barus, yang turut hadir dalam pertemuan itu mengatakan, Risma memang agak kaget saat mengetahui jumlah anggaran penanganan sampah DKI.

"Beliau agak terkesima saja. Ya wajarlah, DKI itu kan besar," kata Ketua Fraksi Nasdem Bestari Barus saat dikonfirmasi, Selasa (30/7/2019).

Meski demikian, Bestari menyatakan anggaran pengelolaan sampah yang besar juga dipengaruhi jumlah warga yang banyak.

"Kan penduduknya jauh lebih banyak. Jadi produksi sampahnya lebih besar gitu lho," ucapnya

Bestari menyatakan, studi banding di kota Surabaya diperlukan salah satunya untuk mempelajari sistem tipping fee pengelolaan TPS di sana.

"Studi banding itu sekalian mempelajari bagaimana pola pengelolaan di sana dan bagaimana urusan tipping fee mereka bayarkan," ucap dia.

Dalam pertemuan itu, Bestari mengatakan Risma lebih menginginkan agar pengelolaan sampah dikelola langsung oleh daerah.

"Ada yang satu menarik bahwa Bu Risma mengatakan, 'Apabila kami punya uang, maka kami tidak akan biarkan perusahaan mana pun mengelola model ITF itu. Kami akan kelola sendiri sehingga kami tidak harus membayar tipping fee," kata Bestari.

Diketahui, DKI menyerahkan pengelolaan ITF pada BUMD DKI. Menurut Bestari, Risma menyebut tidak seharusnya sampah dikelola badan untuk mencari keuntungan.

"Saya tanya juga, 'Kalau dia BUMD bagaimana, Bu.' 'Ya ndak usah, BUMD itu suruh aja nyari duit dari dia berusaha, bukan dari masyarakat.' Karena ada hal yang beliau katakan, 'Sampah itu kotanya sudah bersih saja, sudah. Jangan lagi berpikir di mana sih ada di dunia ini yang cari untung lewat sampah, itu ndak ada'," jelasnya. 

Meski demikian, Bestari membantah hasil kunjungannya untuk membanding-bandingkan kinerja Pemprov DKI dengan Pemkot Surabaya.

"Nanyanya begitu mau ngadu-ngaduin gue sama gubernur.  Jangan diadu-adu terus nanti,” tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Angkut Sampah Sendiri

Berusia 30 Tahun , TPST Bantar Gebang Diprediksi Penuh 3 Tahun Lagi
Alat berat mengeruk sampah di TPST Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (18/3). Memasuki usianya yang ke 30 tahun, TPST Bantar Gebang tinggal memiliki kapasitas 10 juta ton lagi. (merdeka.com/Arie Basuki)

Diketahui, Risma mendapat kunjungan rombongan dari DKI Jakarta yakni Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapem Perda) DPRD dan Pemda DKI Jakarta datang ke Kota Pahlawan untuk studi banding soal pengelolaan sampah.

Dalam pertemuannya dengan Risma, Bestari mengatakan, jumlah anggaran DKI untuk mengatasi masalah cukup besar, tapi persoalan sampah belum teratasi. 

Mendengar angka Rp 3,7 Triliun tersebut, Risma terlihat kaget dan tertawa.  Risma kemudian membeberkan pengelolaan sampah Surabaya yang sudah memiliki sistem pengelolaan sampah sendiri.

"Saya yakin DKI Jakarta kalau punya pengelolaan sampah sendiri pasti biaya angkutannya turun. Sebab, di Surabaya ini anggarannya 50 persen untuk operasional angkutan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya