Â
Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata menggelar acara Gerakan Sadar Wisata di kawasan Geopark Meratus yang meliputi daerah Kiram-Gunung Mawar, di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam acara itu hadir pula Menteri Pariwisata Arief Yahya, Selasa (13/8).
Baca Juga
Dalam kesempatan itu, Menpar Arief mengatakan bahwa masyarakat adalah salah satu unsur pentahelix. Artinya, masyarakat harus aktif mendukung iklim yang kondusif dalam pengembangan kepariwisataan. Sehingga, nantinya dapat turut mengambil manfaat dari kegiatan tersebut.
Advertisement
"Tujuan acara ini agar penerapan sadar wisata dan implementasi Sapta Pesona dapat terlaksana seara bersama-sama. Harus ada sinergi pentahelix, baik oleh masyarakat, pemerintah, akademisi, pengusaha pariwisata, maupun media," ujarnya.
Dijelaskan Menpar Arief, kawasan Kiram-Gunung Mawar merupakan bagian penting dari Geopark Nasional Pegunungan Meratus. Pegunungan ini ditetapkan menjadi Geopark Nasional di Bogor, tanggal 30 November 2018.
Namun peresmiannya dilakukan pada 26 Februari 2019. Nantinya, Geopark Pegunungan Meratus juga akan diusulkan untuk masuk dalam UNESCO Global Geopark (UGG).
"Saat ini, Indonesia telah memiliki empat geopark yang diakui UNESCO, yaitu Batur Unesco Global Geopark, Gunung Seweu Unesco Global Geopark, Rinjani Unesco Geopark, dan Ciletuh-Pelabuhanratu Unesco Global Geopark," ungkapnya.
Sebagai satu-satunya geopark yang ada di daratan Kalimatan, Geopark Nasional Pegunungan Meratus diharapkan dapat menjadikan pariwisata Kalsel semakin bergairah. Untuk itu, perlu juga didukung oleh SDM pariwisata yang kompeten. Serta dapat menjadi tuan rumah yang baik dalam menyambut kedatangan wisatawan.
"Melalui gerakan sadar wisata ini, kita mengajak seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk mendukung pengembangan Geopark Pegunungan Meratus. Agar menjadi destinasi pariwisata yang terjaga kebersihannya, terutama melalui pengolahan sampah dengan metode terintegrasi TPS 3 R, yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle," bebernya.
Pada kesempatan ini, dilakukan pula penyerahan sarana dan prasarana kebersihan kepada 200 peserta. Sebab, gerakan ini juga fokus pada kebersihan, khususnya toilet. Dikatakan, toilet merupakan wajah pariwisata suatu negara.
"Kalau toilet pada objek wisata kotor dan tak terurus, bagaimana dengan objek wisata lainnya? Karena itu, kebersihan toilet harus benar-benar diperhatikan agar wisatawan nyaman," ingatnya.
Lebih jauh Menpar Arief mengatakan, berdasarkan data TTCI (2017), tingkat kebersihan Indonesia berada di ranking 108 dari 136 negara. Lebih rendah dari Singapore (peringkat 62), Malaysia (peringkat 77), Vietnam (peringkat 82), Thailand (peringkat 90), Filipina (peringkat 92), dan Laos (peringkat 106).
"Saya berharap semua unsur pentahelix bisa menerapkan gerakan sadar wisata dan mengimplementasikan unsur-unsur Sapta Pesona, yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan," jelasnya.Â
Â
(*)
Â