Jokowi: 74 Tahun Merdeka, Indonesia Belum Pernah Rancang Sendiri Ibu Kotanya

Jokowi melanjutkan, beban Pulau Jawa yang semakin berat penduduknya, yaitu 150 juta penduduk atau 54 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 26 Agu 2019, 14:43 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2019, 14:43 WIB
Jokowi Umumkan Ibu Kota
Presiden Jokowi didampingi Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil memberikan keterangan pers rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Senin (26/8/2019). Lokasi Ibu Kota berada di wilayah Kabupaten Pejaman Penajam Pasar utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara di Kaltim. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi mengungkap dua alasan perlunya Ibu Kota dipindah. Alasannya adalah beban Jakarta dan Pulau Jawa yang semakin berat.

Menurut Jokowi alasan pemindahan ibu kota sudah digagas sejak era Presiden Soekarno.

"Sebagai bangsa besar yang 74 tahun merdeka, Indonesia belum pernah merancang sendiri ibu kotanya," kata Jokowi di Istana Negara, Senin (26/8/2019).

Ada dua jawaban terkait pemindahan Ibu Kota Jakarta. Pertama, kata Jokowi, karena beban Jakarta yang terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, keuangan, perdagangan, hingga bandara dan pelabuhan ada di Jakarta.

Kedua, Jokowi melanjutkan, beban Pulau Jawa yang semakin berat penduduknya, yaitu 150 juta penduduk atau 54 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

"Beban ini makin berat kalau ibu kota masih pindah di Pulau Jawa," kata Jokowi.

 


Polemik

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan lokasi Ibu Kota baru berada di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di sebagian Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Jokowi mengatakan, ada alasan mengapa Ibu Kota dipindah ke kedua wilayah tersebut.

"Pertama, risiko bencana minimal. Baik banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi, dan longsor," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan, Senin (26/8/2019).

Kedua, lokasinya strategis berada di tengah-tengah Indonesia. Ketiga, dekat dengan wilayah kota yang berkembang, yaitu Balikpapan dan Samarinda.

"Empat, infrastruktur lengkap dan lima, telah tersedia lahan pemerintah 158 ribu hektare," kata Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya