Jokowi: Baru Bicara Rencana Undang Rektor Asing, Sudah Dibilang Antek Asing

Menurut Jokowi, para rektor asing ini diundang dan kemudian digantikan oleh tenaga-tenaga dari UEA. Dia menilai kondisi ini justru berbanding terbalik dengan Indonesia.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 18 Sep 2019, 12:26 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2019, 12:26 WIB
Pimpin Sidang Kabinet, Jokowi Bahas Momentum Kepercayaan Internasional Terhadap Indonesia
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin sidang kabinet paripurna yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan tengah) dan jajaran menteri Kabinet Kerja di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/8). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut keterbukaan dan toleransi merupakan kunci Uni Emirate Arab (UEA) bisa menjadi negara yang maju. Menurut Jokowi, UEA berani mengundang talenta top dunia, puluhan perguruan tinggi ternama dunia hingga rektor dan tenaga asing.

Menurut dia, para rektor asing ini diundang dan kemudian digantikan oleh tenaga-tenaga dari UEA. Dia menilai kondisi ini justru berbanding terbalik dengan Indonesia.

"Di sini baru ide gagasan ada 4.700 akademi politeknis, universitas perguruan tinggi, saya ngomong-ngomong dikit gimana kalau kita pakai 3 universitas kita atau politeknik atau akademi pakai rektor asing. Baru bicara seperti itu sudah langsung Presiden Jokowi antek asing," kata Jokowi saat menghadiri acara Forum Titik Temu di Hotel Double Tree Hilton Hotel Cikini Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2019).

Jokowi mengaku menyaksikan langsung Uni Emirate Arab yang sangat menjunjung tinggi toleransi dan keterbukaan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap Indonesia juga bisa menerapkan toleransi dan keterbukaan sehingga bisa menjadi negara maju.

"Raja UEA yang juga sangat tegas ingin menjadikan UEA ibu kota toleransi dunia, saya tanya kunci mereka maju tapi ternyata tidak mudah diterapkan di negara kita karena hal-hal yang saya sampaikan antek-antek tadi," jelas Jokowi.

Sebelumnya, pemerintah memang berencana untuk mendatangkan rektor asing untuk perguruan tinggi negeri. Menristekdikti Mohamad Nasir sudah bertemu Presiden Joko Widodo perihal revisi regulasi terkait hal tersebut.

Ada 16 peraturan pemerintah yang harus direvisi untuk mendatangkan rektor asing. Terutama kriteria rektor yang sebelumnya hanya terdaftar sebagai pegawai negeri sipil dan merupakan warga negara Indonesia.

Salah satunya terkait kriteria rektor yang sebelumnya hanya terdaftar sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan merupakan warga negara Indonesia (WNI). Nantinya bisa dari non-PNS serta orang asing yang miliki citra baik.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Mendorong Universitas Swasta

20170202-Jokowi Buka Forum Rektor Indonesia 2017-Jakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) disaksikan Menko PMK Puan Maharani dan Menristekdikti, M Nasir memukul gong sebagai simbol pembukaan Konferensi Forum Rektor Indonesia 2017 di JCC, Jakarta, Kamis (2/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Saat ini dia juga akan mendorong perguruan tinggi swasta terlebih dahulu untuk bisa menerapkan rektor asing. Sebab menurut dia lebih mudah dan tidak terlalu rumit dalam menerapkan peraturan.

"Saya akan dorong universitas swasta bisa masuk dulu. Nanti negeri, kami akan tata peraturan pemerintah," kata Natsir di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin 19 Agustus 2019.

Natsir meminta kepada pihak yang menolak mendatangkan rektor asing agar membandingkan beberapa negara yang sudah menganut hal tersebut.

Seperti Singapura, kata dia Nanyang Technological University (NTU), Singapura yang melonjak ke peringkat 12 besar dunia karena mengundang rektor asing. Tidak hanya itu, Arab Saudi juga mengikuti hingga kini peringkatnya sudah masuk 189 di dunia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya