Wamenlu: Indonesia Negara Paling Aktif Promosikan Dialog Lintas Agama

Melalui Hari Santri Nasional, dia berharap para santri bisa meningkatkan kapasitas dan kemampuan berinteraksi dengan dunia internasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2019, 10:03 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2019, 10:03 WIB
Tokoh Lintas Agama Serukan Papua Damai
Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj bersama Pdt Gomar Gultom (PGI), Romo Heri Wibowo (KWI), Romo Franz Magnis Suseno, Anyir Sulaiman (UKI) dan Alissa Wahid (GNI) bergandengan tangan usai menyerukan perdamaian di Papua, di Jakarta, Senin (9/9/2019). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman M Fachir menyampaikan, Indonesia adalah negara yang paling aktif mempromosikan dialog lintas agama. Dialog lintas agama bertujuan untuk membangun toleransi antar umat beragama demi terciptanya perdamaian dunia.

Berbagai agenda dialog lintas agama pun telah dilaksanakan di Indonesia yang diinisiasi organisasi kemasyarakatan seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

"Kita adalah negara yang paling aktif mempromosikan dialog lintas agama. Tujuannya berbagi tentang kearifan nasional dan kearifan lokal mengenai toleransi dan dialog, tapi di saat yang sama kita mengedukasi diri kita sendiri agar tetap menjaga semangat toleransi dan dialog," jelas Fachir dalam pembukaan Hari Santri Nasional di Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (19/9/2019) malam.

Dia menyampaikan, Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan ormas Islam di Indonesia. Beberapa waktu lalu pihaknya bekerja sama dengan NU menyelenggarakan International Conference of Islamic Scholars yang diinisiasi KH Hasyim Muzadi. Selain itu pihaknya juga bekerja sama dengan Muhammadiyah dalam penyelenggaraan World Peace Forum yang digagas Din Syamsuddin.

"Kita gelar dialog lintas agama dengan 42 negara mitra dialog kita," sebut Fachir seperti dikutip Antara.

Melalui peringatan Hari Santri Nasional, dia berharap para santri bisa meningkatkan kapasitas dan kemampuan berinteraksi dengan dunia internasional dan berkontribusi dengan berbagai badan perdamaian dunia. Mewujudkan perdamaian dunia juga merupakan amanat konstitusi.

Fachir mengingatkan, setelah 10 tahun Indonesia merdeka, digelar Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955. KAA melahirkan sejumlah negara merdeka di kawasan Asia dan Afrika. Namun demikian sampai saat ini tugas belum selesai. Dia menyebut Indonesia masih berutang terhadap satu negara yang menjadi peserta KAA yaitu Palestina.

"Kita berutang kemerdekaan pada Palestina. Karena itu kita harus memperjuangkan kemerdekaan Palestina," tegasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pasukan Perdamaian Dunia

Selama ini Indonesia juga turut berkontribusi bagi perdamaian dunia. Indonesia merupakan penyumbang pasukan perdamaian terbesar kedelapan di dunia dari total 121 negara. Sekitar 4 ribu pasukan perdamaian asal Indonesia tersebar di berbagai belahan dunia.

"Itu adalah bagian dari kontribusi kita buat perdamaian dunia. Karena itu salah satu yang menjadi pedoman diplomasi kita adalah diplomasi kemanusiaan dan diplomasi perdamaian," jelas Fachir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya