Peralihan ke Musjim Hujan, Waspadai 3 Ancaman Bencana di Bogor

Warga Bogor diminta tetap waspada dan berhati-hati atas dampak yang ditimbulkan akibat hujan lebat.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 10 Okt 2019, 05:04 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2019, 05:04 WIB
Pohon Tumbang di Bogor
Pohon Tumbang Menimpa Sebuah Mobil di Bogor, Jawa Barat. (Foto: Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bogor - Hujan angin bercampur petir ini terjadi dalam beberapa hari terakhir di sebagian wilayah Bogor, Jawa Barat. Setiap diguyur hujan lebat dan angin kencang, menyebabkan kerusakan bangunan rumah dan pohon tumbang.

"Sekarang ini baru mau masuk peralihan dari musim kemarau ke hujan. Jadi baru mengarah," kata Kasi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatoligi Bogor, Hadi Saputra, Rabu (9/10/2019).

Karena itu, Hadi mengimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati atas dampak yang ditimbulkan akibat hujan lebat, satu di antaranya adalah tanah longsor.

Tanah longsor kerap terjadi di daerah perbukitan dan lereng gunung, khususnya yang memiliki kemiringan lebih dari 30 derajat.

"Ketika musim kemarau cukup panjang tanah kering, pada saat musim hujan air itu masuk ke sela tanah-tanah yang pecah itu, sehingga potensi longsornya tinggi," terang Hadi.

Selain longsor, potensi banjir lintasan, banjir bandang, genangan, dan pohon tumbang juga cukup tinggi.

"Warga yang tinggal di bantaran sungai juga harus hati-hati. Ya Bogor itu daerah-daerah rawan banjir dan longsor," ungkap Hadi.

Dari pemantauan, lanjut Hadi, beberapa lokasi di Bogor telah diguyur hujan. Namun intensitasnya masih rendah yakni rata-rata 100 milimeter.

Setiap diguyur hujan, beberapa wilayah Bogor dilanda longsor, angin kencang hingga banjir akibat meluapnya aliran kali.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor selama bulan September hingga awal Oktober 2019, terjadi kejadian bencana alam seperti pohon tumbang puting beliung, longsor, dan banjir.

Kepala BPBD Kota Bogor, Juniarsih Estiningsih mengatakan, hampir seluruh wilayah Kota Bogor rawan bencana alam khususnya tanah longsor. Selain itu, kota hujan juga kini rawan banjir dan puting beliung.

"Hampir 68 kelurahan semuanya rawan longsor. Untuk banjir di Kota Bogor hanya banjir lintasan saja. Di hulu surut, di hilir ikut surut," ujar Esti.

Untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa, BPBD mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana tanah longsor terutama di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

"Bagi yang tinggal di daerah rawan longsor, lebih baik mengungsi dulu apabila diguyur hujan deras. Ini untuk meminimalisir dampak terjadinya bencana tanah longsor," kata dia. 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Terendam Banjir

Achmad Sudarno/Liputan6.com
Banjir di Bogor rendam rumah warga.

Hujan deras disertai angin kencang menerjang Kota Bogor pada Rabu 4 September 2019. Akibatnya, dua unit rumah warga rusak dan lima pohon tumbang. Kemudian, pada 12 September ada 16 rumah rusak diterpa angin kencang dan 12 pohon tumbang.

Selanjutnya pada 18 September 2019, sebanyak 31 rumah rusak pada bagisn atap akibat terhempas angin puting beliung, dua unit mobil rusak, dan tujuh pohon tumbang.

Terakhir Selasa 8 Oktober 2019 kemarin, tercatat ada 13 kejadian. 9 kejadian tanah longsor, 3 kejadian banjir bandang, satu kejadian pohon tumbang.

Bencana alam ini mengakibatkan enam unit rumah rusak hingga puluhan rumah di tiga wilayah tersebut terendam banjir.

BMKG memprakirakan musim hujan di sebagian wilayah Jawa Barat mulai terjadi akhir bulan Oktober, namun ada pula daerah-daerah yang musim hujan mulai November atau Desember.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya