Liputan6.com, Jakarta - Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) mendapatkan perhatian sejumlah pihak. Pembangunan Wisma TIM atau sebagian pihak menyebutkannya sebagai hotel berbintang tengah menjadi sorotan.
Sejumlah seniman menolak revitalisasi TIM. Alasannya karena rencana tersebut tidak sesuai dengan citra kawasan pusat kesenian Jakarta itu.
Sedangkan Direktur Utama PT Jakarta Propertindo, Dwi Wahyu Daryoto memastikan, proyek revitalisasi TIM Jakarta Pusat tidak menghilangkan fasilitas seni yang telah ada. Dia menyebut, fasilitas yang ada hanya akan dibuat lebih baru atau modern.
Advertisement
Rencananya, revitalisasi yang membutuhkan anggaran sebesar Rp 1,8 triliun ini ditargetkan selesai pada Juni 2021. Dengan dana tersebut akan dilakukan dalam dua tahap pembangunan.
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu menyatakan saat ini pengerjaan revitalisasi sudah dilakukan dalam tahap satu.
"Masih dalam tahap perencanaan dan proses penghapusan gedung TIM yang lama," kata Dwi di TIM, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).
Berikut sejumlah fakta terkait rencana revitalisasi TIM yang dirangkum Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Seniman Tolak Hotel
Seniman Arie F Batubara mengatakan, para seniman menolak adanya pembangunan hotel dalam revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). Alasannya karena rencana tersebut tidak sesuai dengan citra kawasan pusat kesenian Jakarta itu.
"Kami bukannya menolak revitalisasi TIM, yang kami tolak pembangunan hotelnya. Itu kan tidak sesuai dengan citra TIM sebagai art center," kata Arie saat dihubungi oleh wartawan, Senin (25/11/2019).
Menurutnya, dengan adanya hotel yang direncanakan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) maka lambat laun akan mengubah fungsi TIM. Dari yang awalnya sebagai kawasan untuk mengekspresikan seni menjadi komersil untuk meraup keuntungan.
Lebih lanjut, dalam desain yang dimenangkan oleh arsitek Andra Matin pada 2007 tidak terdapat gagasan untuk membangun hotel dalam revitalisasi TIM sebagai pusat kesenian di Ibu Kota.
"Pada lomba desain untuk revitalisasi TIM tahun 2007 yang dimenangkan Andra Matin, dalam masterplan revitalisasi TIM tidak ada yang namanya pembangunan hotel," ujarnya
Advertisement
2. Anies Bantah Ada Hotel
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun menepis kabar dalam lingkungan TIM akan dibangun hotel. Menurut dia, pihaknya akan membangun wisma untuk para seniman.
"Wisma seniman iya, ya itu namanya wisma seniman," kata Anies di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).
Dia menjelaskan, nantinya wisma tersebut akan jadi pusat kegiatan para seniman. Dan para seniman yang akan mengisi acara tidak perlu menyewa hotel.
"Dalam praktiknya selama ini, kalau kita punya acara, mereka tinggal di hotel luar. Dengan adanya wisma, sama seperti wisma atlet kalau di Senayan. Untuk siapa? Tentu atlet yang berkegiatan di Senayan," ungkap Anies.
Dia menjelaskan, wisma tersebut nantinya akan difasilitasi selama 24 jam. Tidak hanya dari nasional yang akan mengisi, pegiat seni dari seluruh dunia juga dapat mengunjungi tempat tersebut.
"Jadi, bukan dibayangkan seperti tempat komersial untuk di luar. Ini justru untuk menampung agar seniman-seniman yang datang itu tinggalnya berada di dalam satu ekosistem. Ini yang kita dorong, justru di DKI itu sekarang itu dipisah antara Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan," ungkap Anies.
3. Ada Dua Wisma di TIM
Sekretaris Perusahaan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Hani Sumarno menyatakan, rencananya dibangun dua wisma yang berbeda. Di antaranya yakni wisma TIM dan wisma seni budaya.
"Itu dua lokasi yg berbeda, yang satu wisma TIM itu yang di atas perpustakaan, galeri. Yang satu wisma seni budaya," kata Hani saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (26/11/2019).
Dia menjelaskan wisma TIM rencananya dibangun di lantai delapan hingga 14. Dalam gedung yang sama nantinya lantai satu dan tiga akan peruntukan tempat galeri seni, retail area hingga ruang publik.
Sedangkan untuk lantai empat dan enam lokasi perpustakaan Pemprov DKI Jakarta. Kemudian lantai tujuh sebagai Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin.
Advertisement
4. Wisma Bintang Lima
Sekretaris Perusahaan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Hani Sumarno menyatakan Wisma TIM akan dilengkapi sejumlah fasilitas dengan pelayanan setara dengan hotel bintang lima.
"Namanya wisma TIM kita bisa membayangkan standar hospitality ada melati, bintang. Jadi setara bintang lima," ucapnya.
Sedangkan untuk wisma seni budaya rencananya dibangun dalam tahap kedua yang akan diperuntukkan para seniman. Sebab rencana revitalisasi itu dilakukan dengan dua tahap pembangunan.
5. Butuh Dana Rp 1,8 Triliun
Proyek revitalisasi ini secara keseluruhan membutuhkan dana sebesar Rp 1,8 triliun. Pembangunan tahap 1 meliputi Masjid Amir Hamzah yang berlokasi di area Plaza Graha Bhakti Budaya, kemudian Gedung Parkir TIM, dan Pos Damkar.
Pararel dengan itu, Gedung Perpustakaan dan Wisma TIM di area bekas kantor DPP Angkatan 66 ARH hingga jajaran kantin juga digarap. Basic Design tahap 1 telah selesai dan sudah melewati proses tender untuk pemilihan kontraktor rancang bangun.
Direktur Utama PT Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto menyatakan, lokasi revitalisasi TIM diproyeksikan dapat melahirkan seniman-seniman besar Indonesia.
"Dengan tetap melestarikan fungsi dasarnya sebagai taman warga kota," kata Dwi.
Advertisement