Komisi X DPR: Belajar Online Jangan Bebani Psikis Siswa

Lathifah Shohib menilai realisasi kebijakan proses belajar di rumah atau online justru membuat anak didik semakin stres.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mar 2020, 05:34 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2020, 05:34 WIB
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring. Kredit: Geralt via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi X FPKB DPR RI Lathifah Shohib menilai realisasi kebijakan proses belajar di rumah atau secara online (daring) justru membuat anak didik semakin stres. Para siswa tidak siap dengan pekerjaan rumah yang banyak sekaligus rumit.

Alih-alih menjadi solusi pembelajaran di tengah wabah virus corona, dia melihat hal ini justru semakin membuat psikologi anak didik terganggu.

"Para pendidik jangan beri tugas Yang membebani psikis anak didik. Mereka Sudah stres, belum lagi dalam situasi parno virus corona,” katanya, Sabtu (21/3/2020).

Kemampuan para siswa dalam kepemilikan dan penggunaan gadget maupun kemampuan ilmu katanya juga beragam. Setiap anak tidak bisa di seragamkan kemampuannya menerima tugas.  Banyak terjadi gagal faham dan akhirnya guru juga Yang pusing.

Dalam situasi seperti ini, Anggota FPKB itu menganjurkan agar sekolah dan para pengajar tidak memaksakan atau memberikan beban tugas Yang berlebihan.

"Anak didik kita tidak akan bodoh mendadak karena tidak belajar dua pekan, tapi bisa stres Karena tugas dan parno virus corona. Begitupun dengan para guru nya, bisa depresi,” paparnya.

"Kemendikbud harus tanggap situasi riil di lapangan dong. Ndak usah jauh jauh, lihat status WA ataupun mungkin di FB, dimana banyak wali murid yang berkeluh kesah dengan kondisi pekerjaan rumah anak didik," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya