Olahan Lezat Tradisional Gorontalo, Duduli Jadi Kudapan Lebaran Ketupat 7 Syawal

Kue berbahan dasar tepung ketan, kelapa parut, dan gula merah ini memiliki ciri khas pada bungkusnya yang menggunakan daun woka.

oleh Arfandi Ibrahim Diperbarui 09 Apr 2025, 05:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2025, 05:00 WIB
Duduli
Duduli asal Gorontalo menjadi istimewa berkat pembungkusnya yang menggunakan daun woka (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Gorontalo - Masyarakat Gorontalo memiliki tradisi khas dalam menyambut hari ketujuh Syawal, yang dikenal sebagai Lebaran Ketupat.

Pada momen ini, berbagai sajian kuliner tradisional disiapkan, salah satunya adalah duduli, kue khas Gorontalo yang menawarkan perpaduan rasa manis, aroma alami, dan nilai budaya yang kuat.

Duduli, atau sering disebut dodol khas Gorontalo, menjadi sajian yang istimewa dalam perayaan ini. Kue berbahan dasar tepung ketan, kelapa parut, dan gula merah ini memiliki ciri khas pada bungkusnya yang menggunakan daun woka.

Daun tersebut memberikan aroma alami yang memperkaya rasa dan menjadikan duduli berbeda dari dodol pada umumnya.

“Daun woka punya aroma khas dan teksturnya kuat, cocok untuk membungkus kue yang lembut seperti duduli,” kata Rahmat, seorang perajin duduli di Kota Gorontalo, yang akrab disapa Ane.

Lebih dari sekadar pembungkus, penggunaan daun woka juga merepresentasikan nilai budaya Gorontalo. Selain ramah lingkungan karena mudah terurai, penggunaannya turut mendukung pengurangan limbah plastik dalam kehidupan sehari-hari.

Duduli telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Gorontalo sejak abad ke-15. Nama “duduli” berasal dari bahasa daerah yang berarti “sesuatu yang kecil dan bulat”, merujuk pada bentuk asli kue ini sebelum dikemas.

Pada saat Lebaran Ketupat, duduli biasanya disajikan kepada tamu yang berkunjung sebagai lambang kehangatan, kebersamaan, dan silaturahmi keluarga.

Proses Pembuatan

Pembuatan duduli memerlukan ketelatenan dan teknik yang diwariskan secara turun-temurun. Proses dimulai dengan mencampurkan tepung ketan dan air hingga menjadi adonan kenyal. Adonan kemudian dibentuk bulat dan diisi dengan campuran kelapa parut serta gula merah.

Setelah itu, adonan dibungkus menggunakan daun woka, lalu dikukus hingga matang. Saat siap disajikan, duduli menampilkan tekstur yang kenyal, rasa manis alami dari gula merah, dan aroma khas daun pembungkus yang menggugah selera.

“Meski bahan-bahannya sederhana, prosesnya cukup menantang dan butuh kesabaran,” ujar Ane.

Tak hanya lezat disantap saat hangat, duduli juga dikenal sebagai oleh-oleh favorit dari Gorontalo. Berkat proses pengukusan dan penggunaan bahan alami, kue ini memiliki daya tahan yang cukup lama sehingga praktis untuk dibawa ke luar daerah.

“Kalau datang ke Gorontalo, jangan lewatkan untuk mencicipi duduli. Bisa juga dijadikan buah tangan yang berkesan,” tambahnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya