Liputan6.com, Jakarta - Sedekah adalah bagian ibadah dalam Islam. Sedekah bukan hanya menjalankan perintah-Nya sebagai bentuk takwa, tapi juga bisa menolong sesama muslim yang sedang kesusahan.
Oleh karenanya, manfaat sedekah bisa dilihat dari aspek sosial. Di samping itu, orang yang bersedekah juga tetap akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang telah dijanjikan dan disebut dalam Al-Qur’an maupun hadis nabi.
Advertisement
Dalam surah Al-Baqarah ayat 274, Allah SWT berfirman, “Orang-orang yang menginfakkan hartanya pada malam dan siang hari, baik secara rahasia maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak (pula) mereka bersedih.”
Advertisement
Baca Juga
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang senantiasa memberi sedekah akan terhindar dari siksa kubur." (HR. Tirmidzi).
Masih banyak keutamaan sedekah. Pada intinya, umat Islam dianjurkan menyisihkan sebagian rezekinya untuk diberikan kepada orang lain, karena sejatinya sedekah tidak akan mengurangi harta yang dimiliki seseorang, malah bisa bertambah.
Lantas, berapa takaran sedekah yang sebaiknya dilakukan? Simak pandangan ulama kharismatik KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Sedekah yang Dikeluarkan Sepertiga dari Harta yang Dimiliki
Ketika memiliki harta berlimpah, Gus Baha berpesan agar tidak dihabiskan dengan sedekah. Menurutnya, sedekah tidak perlu banyak-banyak. Ikuti saja apa yang dianjurkan Rasulullah SAW.
“Sedekah ke kiai juga jangan banyak-banyak. Pokoknya kata nabi, sedekah itu jangan melewati sepertiga (dari harta yang dimiliki),” kata Gus Baha, dikutip dari YouTube Santri Gayeng, Selasa (8/4/2/2025).
Gus Baha mencontohkan. Misalnya, ada jemaah Gus Baha yang punya uang Rp1 miliar. Lalu ia mau sedekah kepadanya.
“Gus, aku beri uang Rp500 juta. Harusnya saya menolak. Maksimal itu Rp250 juta (Rp300 juta, red), karena sepertiga. Paham ya?” tutur ulama asal Rembang, Jawa Tengah ini.
“Jadi kalau bisa sedekah itu jangan melewati sepertiga. Sebab, Kanjeng Nabi makhluk terbaik saja diberi sedekah oleh sahabat semua hartanya tidak berkenan,” lanjut Gus Baha.
Advertisement
Gus Baha Tolak Sedekah Banyak
Tak hanya mengingatkan, tapi Gus Baha sendiri juga mempraktikkannya. Jika ada yang bersedekah banyak kepadanya, ia selalu tolak.
“Saya berkali-kali ditawari uang banyak. Bukan hanya pernah, berkali-kali. Dipasrahi tanah wakaf, saya tanya, memangnya kamu gak bakal mati?” tanya Gus Baha.
“Tentu mati, Gus,” jawab orang yang dikisahkan Gus Baha.
“Ya sudah, buat cucumu saja,” pintanya.
“Tidak Gus. Kalau untuk cucuku belum tentu benar. Kalau buat pondok pasti benar,” timpalnya.
“Karena kamu mulai, jadi gak benar,” kata Gus Baha.
“Sedekahmu itu tidak benar. Saya bukan kiai yang mudah menerima sedekah. Kamu mau mengajakku melawan hukum nabi?” ujar Gus Baha lagi.
“Paling banyak itu sepertiga. Itu pun jangan cuma diberikan kepadaku. Gurumu bukan cuma saya. Jangan cuma saya. Tidak baik,” jelas Gus Baha.
Wallahu a’lam.
