Liputan6.com, Jakarta - Para astronom menemukan dua bintang putih kerdil (white dwarfs) sedang dalam jalur orbit menuju tabrakan. Menariknya, kedua bintang tersebut berada di dekat bumi, yakni sekitar 150 tahun cahaya.
Dikutip dari laman SciTechDaily pada Selasa (08/04/2025), tabrakan keduanya akan menghasilkan ledakan dahsyat yang disebut supernova tipe 1a. dalam jalur tabrakan yang suatu saat akan menghasilkan ledakan dahsyat.
Penemuan ini telah diterbitkan dalam Nature Astronomy pada 4 April 2025. Penemuan ini akan menjadi bukti penting bahwa teori tentang asal mula supernova tipe 1a memang benar adanya.
Advertisement
Baca Juga
Meski ledakan ini baru akan terjadi dalam 23 miliar tahun, dampaknya diperkirakan akan luar biasa, bahkan diprediksi 10 kali lebih terang dibanding bulan purnama. Kabar baiknya, meskipun jaraknya cukup dekat secara kosmis, ledakan ini tidak akan membahayakan bumi.
Para peneliti mengumumkan penemuan sistem biner yang sangat jarang terjadi. Dua bintang mati (white dwarfs) dengan massa tinggi yang saling mengorbit sangat dekat.
Dengan massa gabungan sekitar 1,56 kali massa Matahari, sistem ini dipastikan akan meledak suatu hari nanti. Hal ini menjadikannya sistem terberat yang pernah ditemukan dari jenisnya.
Tak peduli bagaimana interaksi di antara kedua bintang ini berlangsung, jumlah massanya sudah cukup untuk menyebabkan ledakan sebuah supernova yang akan benar-benar menghancurkan keduanya. Saat ini, kedua bintang mengorbit satu sama lain setiap 14 jam.
Namun seiring waktu, radiasi gelombang gravitasi akan membuat orbit mereka makin menyempit. Hingga pada akhirnya, beberapa miliar tahun ke depan, keduanya akan bergerak begitu cepat dan berputar hanya dalam 30 hingga 40 detik sebelum akhirnya meledak.
Ledakan ini diperkirakan akan mengikuti proses yang sangat kompleks yang disebut “kuadruple detonasi.” Awalnya, permukaan salah satu bintang yang menerima massa dari pasangannya akan meledak lebih dulu, memicu ledakan di intinya.
Ledakan ini kemudian akan mengenai bintang pasangannya, menyebabkan rangkaian ledakan keempat. Ketika saatnya tiba, supernova ini akan memancarkan cahaya yang sangat terang hingga 200.000 kali lebih terang dari planet Jupiter dan bahkan 10 kali lebih terang dari bulan purnama.
Supernova Ia
Melansir laman Astronomy pada Selasa (08/04/2025), supernova dibagi menjadi dua kategori besar yakni tipe I dan tipe II. Supernova tipe I memiliki sedikit atau tidak ada hidrogen dalam spektrumnya, yang berarti tidak ada unsur ini yang ada pada bintang induknya.
Supernova tipe II, yang terbentuk oleh bintang masif yang meledak di akhir hidupnya, mengandung hidrogen karena matahari ini masih memiliki banyak cadangan hidrogen yang belum menyatu di dekat permukaannya.
Kelas ledakan kedua ini terjadi ketika bintang masif runtuh ke dalam dirinya sendiri, meninggalkan bintang neutron atau lubang hitam. Namun supernova Ia (one A) dihasilkan melalui proses yang sama sekali berbeda.
Supernova tipe ini dihasilkan bintang yang tidak cukup besar untuk mengalami supernova tipe II tidak dapat lagi mempertahankan fusi di intinya, ia akan melepaskan lapisan luarnya dan meninggalkan katai putih. Katai putih tidak cukup masif untuk fusi tambahan.
Sebaliknya, ia bersinar karena panas sisa, yang hilang dengan sangat lambat saat ia mendingin. Hal inilah yang diyakini para astronom akan terjadi pada matahari kita.
Fusi bintang terjadi karena bintang cukup masif untuk memeras unsur-unsur di dalamnya menjadi unsur-unsur baru. Bintang seperti matahari kita mengubah hidrogen menjadi helium, melepaskan energi dalam bentuk cahaya, dan mati setelah bahan bakar ini habis.
Semakin masif bintang, semakin berat unsur-unsur yang dapat difusikannya.
(Tifani)
Advertisement
