Liputan6.com, Jakarta - Mengawali tahun 2020, Jakarta diterjang banjir. Banjir disebabkan intensitas hujan tinggi Ibu Kota hari ini, Rabu (1/1/2020).
Banjir tak hanya merendam permukiman, kendaraan roda dua dan empat milik warga juga ikut tergenang. Bahkan layanan kereta commuter line hanya sampai membawa penumpang ke Stasiun Manggarai.
Seperti yang terjadi di KRL Jabodetabek siang tadi. Perjalanan kereta Bogor, Depok, Nambo sampai Angke, Jatinegara PP terhenti di Stasiun Manggarai sehubungan genangan air di sejumlah titik antara Stasiun Sudirman-Stasiun Tanah Abang.
Advertisement
Pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahkan menyebut, hujan kali ini merupakan hujan terekstrem dalam 24 tahun terakhir yang melanda Ibu Kota. Karena menyebabkan banjir besar yang merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, Cikampek dan Cipali.
Baca Juga
"Hujan kali ini, bukan hujan biasa," ujar Kepala BNPB Letjen Doni Monardo dalam siaran tertulis BNPB, Jakarta, Rabu (1/1/2019).
Banjir hari ini juga menyisakan cerita pilu dari warga yang ikut terdampak. Ada warga yang meninggal karena hipotermia maupun tersengat aliiran listrik.
Berikut sederet cerita pilu di balik banjir terekstrem yang melanda Jakarta dan sekitarnya dalam 24 tahun terakhir:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
4 Warga Meninggal Dunia
Banjir di Jakarta menelan empat korban jiwa. Tiga di antaranya di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Korban mengalami hipotermia.
Menurut Kepala BPBD DKI Subejo, mereka adalah M Ali (82), Siti Hawa (72), dan Willi Surahman. Sementara, satu lainnya tersengat listrik atas nama Arfico Aif (16) warga Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sebelumnya, berdasarkan pantauan Liputan6.com, Rabu (1/1/2020), petugas gabungan dari TNI Polri, SAR, BPBD DKI, dan Pemadam Kebakaran tampak mengevakuasi seorang pria paruh baya. Dia meninggal dunia lantaran terlambat dievakuasi dan kedinginan di rumahnya.
Posisi pemukiman di gang sempit pun menyulitkan proses evakuasi. Pasalnya, tiga perahu karet terlalu besar dan tidak muat untuk melintas.
Petugas pun berkoordinasi mengambil perahu karet tambahan yang lebih kecil. Termasuk untuk mengevakuasi jenazah pria yang tersengat aliran listrik saat banjir terjadi.
Advertisement
Tertimbun Longsor
Sementara itu di Kelurahan Pangkalan Jati, Cinere, Depok, tiga orang dilaporkan meninggal dunia akibat tertimbun longsor, Rabu pagi tadi.
"Longsor terjadi pada pukul 5 pagi," ucap Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok, Denny Romulo saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (1/1/2020).
Dia menuturkan, ada tujuh orang yang tinggal di rumah tersebut. Sejak pukul 05.30 WIB, petugas Damkar sudah berjibaku mencoba menyelamatkan para korban.
Empat korban dievakuasi dengan selamat. Mereka adalah Deni Prabowo (23), Dayanti (50), Attar (1,5) dan Zema. Sedangkan, tiga orang lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Mereka Amelia Susanti (27), Lusinag (68), dan Nizam Saputra (8).
Saat ini, seluruh korban longsor yang tertimbun berhasil dievakuasi.
Bayi Terjebak Banjir
Tak hanya orang dewasa, seorang bayi juga ikut terkepung banjir di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Saat itu banjir yang mengepung Cipinang Melayu mencapai ketinggian 2 hingga 3 meter.
"Kami mengevakuasi korban bencana banjir di Cipinang Melayu, 2 keluarga yang diantara ada 1 anak bayi terjebak banjir di rumah ditengah-tengah lokasi banjir jarak rumah korban dengan tepian kurang lebih 200 meter," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, Rabu (1/1/2020).
Advertisement
Hanyut Terbawa Arus
Banjir juga melanda wilayah Kabupaten Bogor bagian Barat. Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Jasinga dan sekitar membuat 8 desa di daerah itu dilanda banjir bandang.
Adapun delapan desa yang dilanda banjir yaitu Desa Kalong Sawah, Sipak, Pamegersari, Jasinga, Koleang, Bagiang, Tegal Wangi, dan Desa Pangaur.
Diperkirakan 1.000 rumah terendam banjir akibat meluapnya Sungai Cidurian, Rabu (1/1/2020) sekira pukul 07.00 WIB Akibat kejadian tersebut seorang remaja atas nama Hilman warga Desa Kalong Sawah, hanyut terbawa arus.
Kapolsek Jasinga, AKP Lukito Sadoto mengatakan, banjir yang menggenangi permukiman warga terjadi karena curah hujan cukup tinggi dengan ketinggian air bercampur lumpur mencapai 40 hingga 80 sentimeter.