Saat Wali Kota Solo Ancam Karantina Pejabat yang Mudik Lebaran

Rudy menegaskan, pemberlakukan karantina bagi pemudik tidak hanya bagi kalangan masyarakat umum, namun juga pejabat dan tamu VIP.

oleh Luqman RimadiFajar Abrori diperbarui 22 Apr 2020, 20:40 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 20:40 WIB
Aksi Tolak Bala Cukur Gundul Wali Kota Solo
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo usai mengikuti aksi tolak bala usir corona dengan cukur gundul di Lojo Gandrung, Solo. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menilai keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melarang mudik lebaran tahun ini terlambat. Kendati demikian diua mendukung kebijakan tersebut, dia bahkan meminta tak hanya warga biasa, pejabat juga tidak mudik saat ini.

"Kalau sudah membuat aturan seperti itu, orang Jakarta jangan ke Solo lah. Biar pun itu VVIP lah," kata Rudy saat ditemui di kawasan Manahan, Solo, Rabu (22/4/2020).

Rudy mengatakan, sebelum larangan mudik dikeluarkan Jokowi, pihaknya telah memberlakukan karantina bagi warga yang mudik ke Solo. Saat ini, kata dia, ada 120 orang yang dikarantina. Jumlah itu sebagian besar dikarantina di Graha Wisata Niaga.

"Kemarin saya mengantar pulang ke rumah pemudik pertama yang telah selesai menjalani karantina selama 14 hari," kata dia.

Rudy menegaskan, pemberlakukan karantina bagi pemudik tidak hanya bagi kalangan masyarakat umum, namun juga pejabat dan tamu VIP. Siapapun yang datang dari Jakarta harus masuk karantina.

"Kalau yang membuat aturan VVIP, ya VVIP jangan ke Solo dulu. Masa VVIP mau saya karantina di Grha Wisata, ya nggak pantas," lanjutnya.

Sedangkan untuk mengantisipasi lonjakan pemudik yang nekat, Rudy meminta agar pemerintah melarang transportasi umum. Selain itu, dia meminta masyarakat melaporkan ketika ada pemudik yang pulang kampung.

"Untuk yang belum mudik ya sekalian saja transportasi dilarang. Masyarakat juga sekarang sudah punya kesadaran, kalau ada pemudik pasti dibawa ke Grha Wisata," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Larangan Mudik Terlambat

Begini Suasana Terminal Kampung Rambutan
Sejumlah calon pemudik bersiap memasuki bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Terminal Kampung Rambutan masih melayani penumpang menjelang pelarangan mudik Lebaran 2020 guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19 pada Jumat 24 April mendatang. (merdeka.com/Imam Buhori)

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menganggap keputusan larangan mudik yang dikeluarkan Presiden Jokowi sudah terlambat. Hal ini dikarenaka para pemudik telah pulang kampung lebih awal sejak pandemi virus corona Covid-19 merebak.

"Melarang mudik itu pas, cuma terlanjur banyak yang sudah mudik ke daerah. Jadi keputusan itu terlambat," kata Wali Kota Solo yang akrab disapa Rudy di Balai Kota Solo, Rabu, (22/4/2020).

Menurut dia, meskipun Presiden Jokowi terlambat, namun pihak Pemerintah Kota Solo telah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan karantina kepada pemudik yang nekat pulang ke Solo. Bahkan, pihaknya telah menyiapkan tiga tempat karantina, meliputi Graha Wisata Niaga, Ndalem Joyokusuman dan Ndalem Priyosuhartan.

"Bagi pemudik tetap saya karantina 14 hari. Jadi pemudik yang pulang melalui stasiun, bandara dan terminal langsung diantar ke tempat karantina di Graha Wisata Niaga," ucap mantan wakil Jokowi saat menjabat Wali Kota Solo.

Bahkan, Rudy menilai kebijakan tersebut sangat efektif karena kini pemudik kian takut untuk pulang ke Solo. Hal ini terlihat dari jumlah pemudik yang semakin hari semakin turun yang masuk ke tempat karantina di Graha Wisata Niaga.

"Sangat efektif, nyatanya yang datang tidak banyak. Dan masyarakat yang pulang dan masuk karantina pada menyesal tahu begini tidak pulang. Tapi ada juga yang sampai Solo balik lagi ke daerahnya," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya