Dubes RI Beberkan Cara Turki Tangani Corona, Partai Penguasa dan Oposisi Bersatu

Iqbal menuturkan, kedua partai diTurki sadar dan tidak acuh terhadap bahaya yang akan dihadapi.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Apr 2020, 18:09 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2020, 18:09 WIB
Nenek di Turki berusia 93 tahun sembuh dari Virus Corona COVID-19.
Nenek di Turki berusia 93 tahun sembuh dari Virus Corona COVID-19. Dok: AFP

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal mengungkapkan hal yang dilakukan negara Turki dalam menangani Covid-19. Salah satunya adalah partai penguasa dan oposisi di Turki yang bersatu menangani corona. Menurutnya, ini bisa menjadi pelajaran untuk pemerintah Indonesia.

"Sebulan sebelum ada kasus positif yang pertama itu, partai berkuasa AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi) partainya Pak Erdogan sudah melakukan pendekatan dengan partai oposisi, padahal di kondisi normal isinya media itu adalah berantem antara dua kubu ini antara sekuler sama Islam," kata Iqbal dalam diskusi polemik trijaya, Sabtu (25/4).

Iqbal menuturkan, kedua partai sadar di Turki dan tidak acuh terhadap bahaya yang akan dihadapi. Mereka sepakat dalam hal menghadapi covid dan solid secara politik.

"Bahwa dalam hal-hal lain mereka berbeda tidak bermasalah, tapi dalam pengananan covid mereka akan solid," ucapnya.

Selain itu, Turki menghentikan penggunaan rapid test sejak awal. Namun, menggunakan uji Polymerase Chain Reaction (PCR) agar hasilnya lebih akurat.

"Turki sekarang sudah hampir 110.000 yang positif, tapi angka 110.000 itu dicapai dari tes PCR yang sudah hampir 1 juta, jadi sangat aktif melakukan tes PCR, jadi tidak apa tinggi, tapi angkanya kita tahu. Sejak awal menggunakan rapid test hanya di minggu pertama, kemudian menghentikan penggunaan rapid test karena tidak bisa mendeteksi antibodi yang belum hidup," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kemandirian Industri

Selain itu, hal penting yang dilakukan Turki adalah kemandirian industri. Iqbal mengatakan, sampai saat ini Turki sama sekali tidak impor bahan-bahan yang diperlukan untuk menangani covid.

"Contohnya masker, bahkan mereka membagikan masker ini melalui kantor pos mereka kepada semua warga negara mereka lima masker per minggu, jadi semua yang memiliki KTP atau ID sesuai alamat, akan dikirim lima masker per minggu," pungkasnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya