Soal 45 Tahun ke Bawah Diizinkan Beraktivitas, PKS: Ini Bahaya Sekali

Dia menuturkan, pemerintah harusnya belajar dari kasus klaster Sampoerna.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 12 Mei 2020, 20:09 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2020, 20:09 WIB
Lalu Lintas Jalan Tol Selama PSBB Berkurang
Kendaraan melintasi ruas jalan tol di Jakarta, Minggu (10/5/2020). Pendapatan perusahaan pengelola jalan tol diperkirakan anjlok 70% hingga 80% per hari akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan larangan mudik Lebaran 2020. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengizinkan warga berusia di bawah 45 tahun untuk kembali bekerja di tengah pandemi Covid-19 dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan untuk mengurangi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang santer terjadi di sejumlah perusahaan.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengkritik kebijakan tersebut. Langkah itu dinilainya berisiko.

"Yang pasti kebijakan ini bahaya sekali," kata Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati kepada Liputan6.com, Selasa (12/5/2020).

Dia menuturkan, pemerintah harusnya belajar dari kasus klaster Sampoerna. Di mana sudah ada puluhan positif corona, dan sudah ada yang meninggal, di saat mereka masih terus berproduksi.

"Harusnya pemerintah belajar dari kasus meninggalnya beberapa pekerja di beberapa perusahaan karena Covid-19, khususnya kasus terakhir di PT Sampoerna," ungkap Kurniasih.

Dia pun meminta jangan sampai mengorbankan nyawa pekerja lagi. "Jangan korbankan nyawa pekerja," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kurangi Potensi PHK

Pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakat yang berusia di bawah usia 45 tahun untuk beraktivitas kembali di masa pandemi virus corona (Covid-19). Hal ini untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Kelompok ini kita berikan ruang aktivitas lebih banyak sehingga potensi terkapar PHK kita kurangi," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam video conference usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (11/5/2020).

Menurut dia, kelompok muda usia di bawah 45 tahun memiliki fisik yang sehat. Kalaupun terpapar corona, kata Doni, mereka cenderung tidak memilliki gejala.

"Mereka adalah secara fisik sehat, mereka punya mobilitas yang tinggi, dan rata-rata kalau toh mereka terpapar, mereka belum tentu sakit. Mereka tidak ada gejala," ucapnya.

Doni menjelaskan kondisi ini berbeda dengan kelompok rentan berusia 60 tahun keatas yang memiliki risiko kematian hingga 45 persen. Kemudian, kelompok umur 46 -59 tahun namun memiliki penyakit comurbid seperti hipertensi, diabetes, hingga jantung.

"Kita tetap menjaga masyarakat untuk tidak terpapar virus corona tetapi juga kita harus berjuang secara keras agar masyarakat tidak terpapar PHK," jelasnya.

"Sebagaimana doktrin dalam menangani bencana mengatasi bencana tidak boleh menimbulkan bencana baru," sambung Doni.

Untuk itu, dia meminta agar semua masyarakat disipilin dalam mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Dengan begitu, maka dapat mengurangi risiko terpapar virus corona.

"Pakai masker, jaga jarak, dan tidak menyentuh bagian dari sensitif dari wajah yaitu mata, hidung, dan mulut sebelum mencuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalar sampai bersih," tutur Doni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya