Liputan6.com, Jakarta - Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) menjajaki kolaborasi riset terapi pengobatan Covid-19 dengan Instituto Clodomiro Picado (ICP), Kosta Rika.
"Melalui program Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, kami juga membuka peluang bagi luar negeri untuk menjadi mitra strategis. Karena program ini memprioritaskan transfer teknologi antarnegara untuk mendukung program riset dan inovasi selama masa pandemi Covid-19," kata Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Ali Ghufron Mukti dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, Jakarta, Sabtu (4/7/2020).Â
Hal itu disampaikan Ghufron pada acara diskusi virtual Discussion on Covid-19 Therapeutic Treatment Model Development in Costa Rica yang diselenggarakan Kemristek bersama Kementerian Luar Negeri.
Advertisement
Dalam diskusi virtual bersama Kedutaan Besar Kosta Rika dan Instituto Clodomiro Picado (ICP) itu, Ghufron mengatakan, salah satu program dari konsorsium selain melaksanakan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan menghadapi Covid-19, juga membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak di luar negeri.Â
Melalui kerja sama tersebut, diharapkan mampu mempercepat riset dalam penanganan Covid-19 serta membuka lebih banyak peluang bagi luar negeri untuk menjadi mitra strategis program riset dan inovasi Covid-19.
"Hubungan bilateral antara Republik Indonesia dan Kosta Rika memiliki potensi besar yang dapat kita manfaatkan untuk bergabung di bidang riset dan pengembangan untuk memerangi pandemi yang sedang berlangsung," tuturnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Antiserum Covid-19 dari Plasma Darah
Pada kesempatan itu, Duta Besar Kosta Rika di Jakarta HE Esteban Quirós Salazar turut menyampaikan pentingnya kolaborasi untuk saling mendukung dalam masa pandemi.Â
Dia menuturkan keterbukaan dan saling berbagi informasi meningkatkan keberhasilan dalam riset bilateral terkait Covid-19 serta membuka peluang kerja sama di berbagai bidang ke depannya.
"Hal ini merupakan kesempatan yang sangat bagus. Apalagi di momen yang dunia alami saat ini. Kolaborasi dan kerja sama riset sangat penting, sebab keberhasilan riset di suatu negara akan menjadi lebih baik jika saling berbagi informasi yang dimiliki," ujar Esteban.
"Tidak ada keraguan, saya yakin kita bisa bekerja sama dengan baik, selain mewujudkan kerja sama di bidang lain ke depannya," tambahnya.Â
Sementara itu, Direktur Instituto Clodomiro Picado (ICP) Kosta Rika, Alberto Alape Girón, mengatakan pihaknya saat ini sedang mengembangkan antiserum Covid-19 dari plasma darah pasien.
Pihaknya juga selama puluhan tahun telah melakukan riset dan pengembangan antiracun ular.Â
Instituto Clodomiro Picado (ICP) sudah berdiri selama 50 tahun, dan program penelitian di institusi itu intensif mengenai ular dan racunnya untuk memproduksi antiracun ular, serta memiliki infrastruktur dan peralatan yang memadai terkait penelitian tentang antibodi.
"Beberapa bulan terakhir kami sedang meneliti untuk mengembangkan antibodi melalui metode plasma convalescent dari pasien Covid-19," ujar Alberto.
Pada akhir Mei 2020, Indonesia menyatakan dukungannya terhadap prakarsa Solidarity Call to Action yang diusulkan oleh pemerintah Kosta Rika kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Advertisement