Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin Kompas-Gramedia, Jakob Oetama yang telah berpulang pada pukul 13:05 WIB di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta, Rabu (9/9/2020).
Dia tiba di rumah duka Jakob Oetama di Jalan Sriwijaya V No. 40, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sekitar pukul 17.13 WIB. Enam menit kemudian, Erick keluar dan langsung masuk ke dalam mobil dinasnya.Â
Baca Juga
Sebelumnya, Erick yang menggunakan kemeja batik terlebih dahulu harus melewati kamar disinfektan yang telah disiapkan pihak keluarga di bagian depan rumah.Â
Advertisement
Pihak keluarga memang menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi pengunjung yang ingin datang melayat.Â
"Dalam hal ini kami menyampaikan kami sesungguhnya terbuka bagi sabahat relasi keluarga besar Kompas Gramedia memberikan penghormatan. Tapi kami memohon pengertian karena saat ini dalam situasi pandemi kita tidak diperkenankan berkerumun, berkumpul karena akan jadi potensi penularan COVID-19," ujar juru bicara keluarga Rusdi Amral dilansir Antara.Â
Selain itu dia juga mengungkapkan, bahwa jenazah Jakob Oetama hanya akan disemayamkan sebentar di rumah duka untuk memberikan kesempatan kepada keluarga melaksanakan penghormatan dan doa terakhir.
"Keluarga mendapatkan kesempatan dua jam untuk memberikan doa dan penghormatan terhadap Pak Jakob Oetama," jelasnya.Â
Rusdi juga menyampaikan terima kasih atas doa dan simpati yang diberikan seluruh lapisan masyarakat kepada Tokoh Pers Nasional Jakob Oetama.
"Kami mohonkan agar kesalahan almarhum dimaafkan dan kami seluruh keluarga besar yang ditinggalkan agar diberi kekuatan, bisa menerima dan melepas dengan ikhlas," ujarnya.Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sepak Terjang Jakob Oetama di Dunia Pers
Jakob Oetama merupakan jurnalis senior Indonesia yang dikenal sebagai pendiri dan pemilik Kompas Gramedia Group.
Pria kelahiran 27 September 1931 ini mengawali kariernya sebagai jurnalis dengan menjadi redaktur di majalah mingguan Penabur pada 1956.
Pada 1963, dia menerbitkan majalah Insitari bersama rekannya sesama jurnalis, PK Ojong. Dua tahun kemudian, mereka mendirikan harian Kompas pada 28 Juni 1965.
Di bawah kepemimpinannya, Kompas berkembang pesat hingga kini memiliki beberapa anak perusahaan, mulai dari yang bergerak di bidang media massa, percetakan, hingga universitas.
Semasa hidupnya, Jakob menerima sejumlah penghargaan akademis. Mulai dari, gelar Doktor Honoris Causa di bidang komunikasi dari Universitas Gajah Mada dan Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah Indonesia pada 1973.
Â
Advertisement