Liputan6.com, Jakarta: Masyarakat di berbagai pelosok di Indonesia diimbau meningkatkan pengamanan swakarsa untuk mengantisipasi ancaman terorisme. Kepolisian di berbagai daerah juga terus meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah sekaligus mengamankan proyek-proyek vital yang rawan serangan teroris.
Di Jakarta misalnya, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Makbul Padmanegara meminta warganya meningkatkan pam swakarsa. Ajakan ini disampaikan Makbul kepada pers di Jakarta, Rabu (23/10) pagi. Sejauh ini, kata Makbul, Polda Jakarta sudah mengumpulkan semua kepala kepolisian resor dan kepala kepolisian sektor. Sejumlah Kapolres dan Kapolsek juga sudah mengumpulkan para tokoh masyarakat dan pemilik obyek-obyek vital, sebut saja tempat peribadatan dan kawasan hiburan.
Dia berharap, langkah ini dapat menambah pengawasan pengamanan di lingkungan masing-masing alias pam swakarsa. Makbul menambahkan, di tempat-tempat penting, pertama-tama, pengamanan dilakukan petugas keamanan setempat atau satuan pengaman. Sebab, hampir semua lokasi memiliki satpam, termasuk kedutaan besar.
Senada dengan Makbul, Kepala Dinas Penerangan Polda Jakarta Komisaris Besar Pol. Anton Bachrul Alam menegaskan, satpamlah yang diharapkan menjadi pengawas terdepan di lokasi-lokasi vital. Para petugas keamanan tersebut sangat berperan untuk mengawasi setiap meter wilayahnya, setiap detik atau menit, dengan metal detektor. Kawasan penting yang sudah diamankan antara lain Bandar Udara Soekarno-Hatta, depot-depot Pertamina, pusat pembangkit listrik, sejumlah kawasan pertambangan, dan tempat-tempat keramaian [baca: Jumlah Polisi di Bandara Soekarno-Hatta Ditambah].
Polda Jakarta juga sudah bertemu dengan para pengusaha yang tempatnya banyak dikunjungi wisatawan asing. Untuk mengamankan Ibu Kota, kata Anton, polisi sudah menurunkan sepertiga kekuatan untuk patroli dan peningkatan pengamaman. Anton mengakui sejauh ini, informasi tentang berbagai tempat yang bakal dijadikan sasaran terorisme belum terbukti. Dia mengakui, kepanikan atas bom Bali dipakai orang-orang tertentu untuk mengeruhkan situasi antara lain dengan telepon ancaman bom di beberapa gedung [baca: Gedung BEJ dan Bank Bali Diteror Bom].
Pengawasan intensif juga dilakukan Polda Jawa Tengah. Saat ini, polisi Jateng meningkatkan pengamanan di sekitar Candi Borobudur yang juga pernah menjadi sasaran bom, beberapa tahun silam. Demikian dikemukakan Wakil Kapolda Jateng Brigadir Jenderal Polisi Dodi Sumantiyo dalam wawancara telepon dengan reporter SCTV Ira Koesno, Rabu siang. Dia meminta masyarakat berhati-hati tapi tak perlu terlalu panik, khususnya di sekitar Bandara Adi Sumarno dan Achmad Yani, serta kilang minyak di Cilacap dan Cepu.
Menanggapi informasi intelijen soal ulah para teroris, Polda Jawa Timur pun menggiatkan pendeteksian secara mendalam di sejumlah fasilitas dan proyek-proyek umum. Untuk itu, polisi juga bekerja sama dengan jajaran Komando Daerah Militer V Brawijaya. Hal tersebut dipaparkan Kadispen Polda Jatim Ajun Kombes Polisi Sad Harun Nantyo dalam Dialog Liputan 6 Siang.
Dia mengakui, sejauh ini, informasi intelijen yang ada belum terbukti. Tapi, kewaspadaan tetap diutamakan, bahkan sebelum ada isu aksi terorisme yang berseliweran saat ini. Seluruh unsur intelijen di Jatim diperintahkan untuk mendeteksi secara mendalam. Dia menambahkan, pascatragedi Bali, pengawasan ditingkatkan mulai dari Banyuwangi, perbatasan Jateng, dan Surabaya [baca: Razia Kendaraan Digalakkan di Wilayah Jember]. "Yang kita utamakan adalah pendeteksian secara intensif dan mendalam. Setiap polisi diperintahkan mendeteksi dan meminta bantuan elemen masyarakat untuk memberi informasi yang akurat pada aparat di daerah terhadap apa yang mencurigakan," kata Sad.(TNA)
Di Jakarta misalnya, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Makbul Padmanegara meminta warganya meningkatkan pam swakarsa. Ajakan ini disampaikan Makbul kepada pers di Jakarta, Rabu (23/10) pagi. Sejauh ini, kata Makbul, Polda Jakarta sudah mengumpulkan semua kepala kepolisian resor dan kepala kepolisian sektor. Sejumlah Kapolres dan Kapolsek juga sudah mengumpulkan para tokoh masyarakat dan pemilik obyek-obyek vital, sebut saja tempat peribadatan dan kawasan hiburan.
Dia berharap, langkah ini dapat menambah pengawasan pengamanan di lingkungan masing-masing alias pam swakarsa. Makbul menambahkan, di tempat-tempat penting, pertama-tama, pengamanan dilakukan petugas keamanan setempat atau satuan pengaman. Sebab, hampir semua lokasi memiliki satpam, termasuk kedutaan besar.
Senada dengan Makbul, Kepala Dinas Penerangan Polda Jakarta Komisaris Besar Pol. Anton Bachrul Alam menegaskan, satpamlah yang diharapkan menjadi pengawas terdepan di lokasi-lokasi vital. Para petugas keamanan tersebut sangat berperan untuk mengawasi setiap meter wilayahnya, setiap detik atau menit, dengan metal detektor. Kawasan penting yang sudah diamankan antara lain Bandar Udara Soekarno-Hatta, depot-depot Pertamina, pusat pembangkit listrik, sejumlah kawasan pertambangan, dan tempat-tempat keramaian [baca: Jumlah Polisi di Bandara Soekarno-Hatta Ditambah].
Polda Jakarta juga sudah bertemu dengan para pengusaha yang tempatnya banyak dikunjungi wisatawan asing. Untuk mengamankan Ibu Kota, kata Anton, polisi sudah menurunkan sepertiga kekuatan untuk patroli dan peningkatan pengamaman. Anton mengakui sejauh ini, informasi tentang berbagai tempat yang bakal dijadikan sasaran terorisme belum terbukti. Dia mengakui, kepanikan atas bom Bali dipakai orang-orang tertentu untuk mengeruhkan situasi antara lain dengan telepon ancaman bom di beberapa gedung [baca: Gedung BEJ dan Bank Bali Diteror Bom].
Pengawasan intensif juga dilakukan Polda Jawa Tengah. Saat ini, polisi Jateng meningkatkan pengamanan di sekitar Candi Borobudur yang juga pernah menjadi sasaran bom, beberapa tahun silam. Demikian dikemukakan Wakil Kapolda Jateng Brigadir Jenderal Polisi Dodi Sumantiyo dalam wawancara telepon dengan reporter SCTV Ira Koesno, Rabu siang. Dia meminta masyarakat berhati-hati tapi tak perlu terlalu panik, khususnya di sekitar Bandara Adi Sumarno dan Achmad Yani, serta kilang minyak di Cilacap dan Cepu.
Menanggapi informasi intelijen soal ulah para teroris, Polda Jawa Timur pun menggiatkan pendeteksian secara mendalam di sejumlah fasilitas dan proyek-proyek umum. Untuk itu, polisi juga bekerja sama dengan jajaran Komando Daerah Militer V Brawijaya. Hal tersebut dipaparkan Kadispen Polda Jatim Ajun Kombes Polisi Sad Harun Nantyo dalam Dialog Liputan 6 Siang.
Dia mengakui, sejauh ini, informasi intelijen yang ada belum terbukti. Tapi, kewaspadaan tetap diutamakan, bahkan sebelum ada isu aksi terorisme yang berseliweran saat ini. Seluruh unsur intelijen di Jatim diperintahkan untuk mendeteksi secara mendalam. Dia menambahkan, pascatragedi Bali, pengawasan ditingkatkan mulai dari Banyuwangi, perbatasan Jateng, dan Surabaya [baca: Razia Kendaraan Digalakkan di Wilayah Jember]. "Yang kita utamakan adalah pendeteksian secara intensif dan mendalam. Setiap polisi diperintahkan mendeteksi dan meminta bantuan elemen masyarakat untuk memberi informasi yang akurat pada aparat di daerah terhadap apa yang mencurigakan," kata Sad.(TNA)