Pandemi Covid-19, Dokter Olahraga: Tetap Bergerak, Pakai Masker, Jaga Jarak

Pesepeda juga tetap diminta menjaga jarak. Dikhawatirkan terjadi penularan Covid-19 walaupun pesepeda sudah menggunakan masker.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Okt 2020, 13:13 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2020, 13:12 WIB
PSBB Masa Transisi, CFD Jakarta Ditiadakan
Warga berolahraga menggunakan sepeda di Bunderan HI Jakarta, Minggu (7/6/2020). Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) masih belom diberlakukan, sampai dengan waktu yang belum ditentukan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Pembatasan aktivitas di luar rumah akibat pandemi Covid-19 membuat pergerakan warga terbatas. Namun, jangan sampai melupakan bergerak dan olahraga.

"Tetap harus bergerak, memakai masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan," ujar dokter olahraga dari Universitas Negeri Jakarta Arie Sutopo dalam diskusi virtual yang dikutip melalui channel Youtube BNPB, Sabtu (3/10/2020).

Arie mengatakan, walaupun demikian, masalah timbul bagi mereka yang berolahraga dengan intensitas tinggi seperti mereka yang disiapkan untuk Olimpiade dan SEA Games. 

Arie menuturkan, pemakaian masker untuk para atlet yang memiliki intensitas tinggi dalam berolahraga akan membahayakan kesehatan atlet itu sendiri. Sebab, saat melakukan olahraga, tubuh mengeluarkan senyawa kimia yaitu karbondioksida. Apabila, senyawa itu terhirup kembali oleh atlet karena terbatas oleh masker, akan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Sementara itu, bagi masyarakat yang ingin olahraga dengan bersepeda, harus memperhatikan jarak antarpesepeda depan dan belakang. Jika pesepeda bersin atau batuk, partikel tetesan batuk dan bersin akan melayang di udara selama beberapa menit.

Apabila pesepeda tidak menjaga jarak, kata Arie, dikhawatirkan terjadi penularan Covid-19. Kendati para pesepeda menggunakan masker.

"Edukasi mengenai Covid-19 ini bisa masuk ke kita dari teman dekat begini, sehingga jaga-jaganya ya jaga jarak sepeda. Karena dia kencang kita minta (jaga jarak) 10 meter di belakang," kata Arie.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Satgas: Jangan Berpikir Rajin Olahraga dan Berdiam di Rumah Bisa Kebal dari Covid-19

Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengapresiasi daerah-daerah dan partai politik yang telah membuat satuan khusus yang fokus dalam penegakan protokol kesehatan saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/9/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyayangkan masih adanya masyarakat yang yakin tidak akan terpapar virus Corona. Dia menegaskan bahwa virus tersebut dapat menyerang siapa saja dan dimana saja. 

"Kami tekankan sekali lagi, tidak ada orang yang kebal terhadap Covid-19 dan virus ini tidak mengenal tua atau muda, kaya atau miskin, siapa pun bisa tertular. Sekali lagi tidak ada yang kebal," ujar Wiku dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/9/2020).

"Jangan sekali-sekali kita berpikir bahwa karena rajin olahraga atau berdiam diri di rumah kita bisa kebal. Karena tertular itu bisa mudah terjadi dari siapa pun yang kita temui," sambungnya.

Untuk itu, Wiku meminta masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan tak berkerumun. 

"Untuk masyarakat yang sudah paham mohon agar saudara-saudara sekalian mengingatkan kepada orang lain yang belum sadar agar betul-betul kita menjadi satu kekuatan besar secara nasional untuk melawan virus ini. Kita tidak bisa bekerja sendiri, begitu juga antar negara melakukan hal yang sama," jelas dia.

Menurut Wiku, saat ini pemerintah terus menggencarkan kampanye protokol kesehatan Covid-19 kepada masyarakat. Kampanye dibantu oleh para relawan dari berbagai daerah agar dapat efektif melakukan pendeketan ke masyarakat.

"Kami selalu bekerja keras agar relawan ini juga bisa efektif dengan menggunakan pendekatan sosial budaya sesuai dengan keadaan di masing-masing wilayah," tutur Wiku.

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya