5 Kabar Terbaru Gunung Merapi yang Kini Berstatus Siaga

Naiknya status Gunung Merapi ini berkaitan dengan peningkatan aktivitas vulkanik yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.

oleh Maria Flora diperbarui 06 Nov 2020, 10:47 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2020, 09:19 WIB
Erupsi Gunung Merapi, Minggu, 21 Juni 2020. (Foto: Liputan6.com/BPPTKG/Wisnu Wardhana)
Erupsi Gunung Merapi, Minggu, 21 Juni 2020. (Foto: Liputan6.com/BPPTKG/Wisnu Wardhana)

Liputan6.com, Jakarta Gunung Merapi di Megelang, Jawa Tengah kini berstatus level III atau siaga. Kenaikan statusnya sejak Kamis, 5 November kemarin.

Pihak Balai Penyeledikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) juga telah mengimbau agar kegiatan pendakian, wisata dan penambangan yang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III, dihentikan.

Menyusul peningkatan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi, proses evakuasi kini tengah disiapkan. Ada tiga desa yang rencananya akan dievakuasi. 

"Evakuasi diprioritaskan untuk kelompok rentan meliputi lansia, balita, anak-anak, ibu hamil, dan orang sakit," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto di Magelang, Kamis, 5 November kemarin dikutip Antara.

Lantas, apa ancaman potensi yang dapat ditimbulkan saat status Gunung Merapi di level siaga? 

Berikut sejumlah hal saat Gunung Merapi kembali menggeliat di tengah pandemi Covid-19: 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Naik Status Jadi Siaga

Belum terlihat kubah lava di Kawah Gunung Merapi, Kamis pagi (5/11/2020). (Foto: Liputan6.com/Wisnu Wardhana)
Belum terlihat kubah lava di Kawah Gunung Merapi, Kamis pagi (5/11/2020). (Foto: Liputan6.com/Wisnu Wardhana)

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, berdasarkan data-data aktivitas vulkanik selama ini, BTTKG mengeluarkan status dari level II atau waspada menjadi level III atau Siaga.

BPPTKG melakukan pemetaan sektoral terkait prakiraan daerah bahaya meliputi 12 desa yang tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Provinsi Jawa Tengah.

Wilayah administrasi desa yang masuk di dalam prakiraan daerah bahaya di Yogyakarta yaitu Glagaharjo, Kepuharjo dan Umbulharjo yang berada di Kecamatan Cangkringan, Sleman.

Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah, tiga kabupaten teridentifikasi memiliki wilayah-wilayah desa yang masuk dalam prakiraan daerah bahaya, yaitu Magelang, Boyolali dan Klaten.

Wilayah di tingkat desa dan kecamatan yang masuk dalam tiga kabupaten tersebut adalah Ngargomulyo, Krinjing dan Paten di Dukun, Magelang, Tlogolele, Klakah dan Jrakah di Selo, Boyolali dan Tegal Mulyo, Sidorejo dan Balerante di Kemalang, Klaten.

Kegiatan di Kawasan Rawan Bencana Dihentikan

Menebak Perubahan Lava Kubah Merapi dalam 144 Tahun
Erupsi Gunung Merapi. (Liputan6.com/Yanuar H)

Di samping itu, BPPTKG merekomendasikan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III dihentikan.

Para wisatawan juga diimbau tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Terakhir, Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segara sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

Potensi Erupsi

Gunung Merapi Kembali Erupsi Setinggi 6.000 Meter, Ini 5 Faktanya
Gunung Merapi Kembali Erupsi Setinggi 6.000 Meter, Ini 5 Faktanya (Sumber: Merdeka)

Hasil pantauan BPPTKG juha menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menerangkan Gunung Merapi kembali memasuki fase intrusi magma baru yang ditandai dengan peningkatan gempa vulkanik dalam (VA) dan rangkaian letusan eksplosif sampai dengan 21 Juni 2020.

Usai letusan eksplosif 21 Juni 2020, kegempaan internal yaitu VA, vulkanik dangkal (VB) dan fase banyak (MP) mulai meningkat.

Selain itu juga terjadi pemendekan jarak baseline EDM (Electronic Distance Measurement) sektor Barat Laut Babadan-RB1 sebesar 4 sentimeter.

"Sehubungan dengan hal tersebut maka status aktivitas Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) berlaku mulai tanggal 5 November 2020 pukul 12.00 WIB," ujar Hanik dalam keterangan pers kepada awak media yang dilakukan secara daring.

Pemendekan jarak terus berlangsung dengan laju sekitar 3 mm/hari sampai September 2020. Sejak bulan Oktober 2020 kegempaan meningkat semakin intensif.

Pada 4 November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali/hari, MP 272 kali/hari, guguran (RF) 57 kali/hari, embusan (DG) 64 kali/hari.

Tidak Terlihat Muncul Kubah Baru

Gunung Marapi
Pemandangan Gunung Singgalang dari Cadas Merapi (foto : akbarmuhibar)

Meski demikian, berdasarkan pemantauan udara, sampai dengan dinaikkannya status Merapi ini, tidak terlihat adanya kubah lava baru.

"Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat. Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh maksimal lima kilometer," tambah Hanik

Sesuai dengan rekomendasi potensi ancaman bahaya yang dikeluarkan oleh BPPTKG, maka sembilan desa di Jawa Tengah yang terdiri dari 28 dusun serta tiga desa yang terdiri dari tiga dusun di DIY, menjadi daerah yang kemungkinan terdampak langsung akan bahaya erupsi Merapi.

"Tentunya untuk pengungsian akan dilakukan sesuai protap kebencanaan di masing masing daerah yang akan dilakukan oleh BPBD setempat," ucapnya.

Potensi Keluarkan Awan Panas Radius 5 Km

merapi
Erupsi gunung Merapi pada Minggu (21/6/2020) ditandai dengan kolom asap hingga 6000 meter. (foto : Liputan6.coom/edhie prayitno ige)

Hanik juga menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik di Gunung Merapi saat ini dapat berlanjut ke erupsi. Ada sejumlah ancaman potensi bahaya dari Gunung Merapi. Di antaranya adalah guguran lava, lontaran material hingga awan panas.

"Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 km," kata Hanik, Kamis, 5 November 2020.

Ada pun empat kabupaten yang berpotensi terdampak adalah Kabupaten Sleman yang berada di DIY serta Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten yang ada di Jawa Tengah.

Untuk wilayah prakiraan daerah bahaya di Kabupaten Sleman, DIY meliputi wilayah Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Daerah ini meliputi Padukuhan Kalitengah Lor (Kalurahan Glagaharjo), Kaliadem (Kalurahan Kepuharjo) dan Pelemsari (Kalurahan Umbulharjo).

Sedangkan untuk Kabupaten Magelang, Jawa Tengah prakiraan bahaya ada di Kecamatan Dukun. Meliputi Desa Ngargomulyo dengan Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar.

Sementara untuk di Desa Krinjing meliputi Dusun Trayem, Pugeran, Trono. Sedangkan di Desa Paten meliputi Dusun Babadan 1 dan Babadan 2.

Bersiap Evakuasi

Gunung Merapi Erupsi
Abu tipis terdistribusi di beberapa wilayah sekitar lereng Gunung Merapi. (Foto: Humas BNPB)

Mengingat kondisi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tengah menyiapkan proses evakuasi untuk beberapa dusun di tiga desa kawasan Gunung Merapi.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto di Magelang mengatakan, sejumlah warga tersebut akan mengungsi menuju desa bersaudara yang telah ditetapkan.

Ia menyebutkan ada tiga desa yang direkomendasi untuk mengungsi di Kecamatan Dukun, yakni Argomulyo, Paten, dan Krinjing.

Namun, untuk sementara yang akan dievakuasi untuk Desa Paten meliputi dua dusun Babadan I dan Babadan II. Kemudian Desa Krinjing meliputi Dusun Trono, Trayem, dan Pugeran.

Dijelaskannya, untuk Desa Paten mengungsi ke Banyurojo dan Mertoyudan, Desa Argomulyo ke Tamanagung, dan Desa Krinjing ke Deyangan. Menurut dia, evakuasi akan dilakukan jika desa sudah siap, untuk prosesnya dilakukan sejak Kamis ini.

Warga yang bakal dievakuasi secara bertahap, yakni Desa Paten meliputi Babadan I ada 766 jiwa dan Babadan II ada 397 jiwa. Kemudian Desa Krinjing meliputi Dusun Trono ada 347 jiwa, Trayem 161 dan Pugeran 246 jiwa.

Lokasi Pengungsian Disiapkan

Sementara itu,  Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut pihaknya kini sudah melakukan koordinasi BPBD dan Bupati Wali Kota daerahnya.

Tempat pengungsian bisa memanfaatkan gedung sekolah yang masih kosong. Nantinya tempat pengungsian bagi warga yang terdampak erupsi diminta petugas memperhatikan protokol kesehatan mengingat ini masih pandemi Covid-19.

"Kami sudah pastikan tempat pengungsian sudah tersedia dengan baik. Jadi warga yang menempati tempat pengungsian dengan menerapkan jaga jarak, cuci tangan dan memakai masker. Selain itu memastikan logistik aman," ungkapnya.

Politikus PDIP ini juga meminta warga diminta tidak panik dengan peningkatan status siaga Merapi. Namun, semuanya diminta tetap waspada guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Saya minta tempat-tempat pengungsian sudah tersedia baik dengan menerapkan protokol kesehatan. Sebab, saat ini masih pandemi, jadi tempat pengungsian harus menerapkan jaga jarak," tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya