Liputan6.com, Jakarta - Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa dilaporkan ke KPK oleh kader senior partai tersebut Nizar Dahlan atas dugaan gratifikasi.
Ketua DPP PPP, Syaifullah Tamliha meminta kader menahan diri. Dia enggan merespons pelaporan Suharso ini berkaitan dengan Muktamar IX yang juga akan menggelar pemilihan Ketua Umum PPP.
Baca Juga
"Kita ini sedang sibuk menghadapi Muktamar ke IX, dari 19 sampai 21 Desember problem-nya itu adalah kita sudah terlalu lelah bertengkar. Jadi sebaiknya semua pihak itu menahan diri. Kalau punya calon yang lain silakan bersaing secara fair. Saya tegaskan kalau dia (Nizar Dahlan) mengaku sebagai anggota majelis pakar itu tidak benar," kata Syaifullah kepada wartawan soal Suharso Monoarfa, Jumat (6/11/2020).
Advertisement
Dia pun meminta semua kader tenang. Sebab, PPP sudah 3 tahun terpecah soal kepengurusan. Dia meminta Nizar tidak menjadikan KPK instrumen hukum untuk masuk pengurusan PPP.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bisa Dibicarakan Baik-Baik
Anggota DPR ini berharap, tindakan Nizar tidak melebar ke mana-mana. Syaifullah meminta Nizar bicara langsung kepada Suharso jika ada kesalahan.
"Kalau mau mengkritik, secara langsung saja. Katanya Nizar kan berteman sejak masih mahasiswa dengan Pak Suharso kalau tujuannya baik kenapa tidak japri saja langsung ke Pak Suharso, mengingatkan soal itu," ucap Syaifullah.
"Bukan malah ke mana-mana, jadi niat baik untuk membesarkan partai itu sebagian tidak dimiliki. Bicarakan saja secara japri, dia kan bicara di grup katanya berteman dengan Suharso sejak mahasiswa di Bandung. kebetulan Pak Suharso kan alumni ITB, kenapa nggak telepon saja, Japri," lanjut dia.
Suharso Siap Jelaskan
Sementara saat dikonfirmasi Merdeka, Suharso Monoarfa enggan berkomentar. Tetapi dia siap untuk menjelaskan terkait jet tersebut.
"Saya siap jelaskan soal jet itu," kata Suharso.
Reporter: Muhammad Genantan-Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka
Advertisement