Bali Mulai Bangkit, Geliat Wisata Pulau Dewata dengan Tatanan Baru

Setelah delapan bulan berhenti beroperasi akibat pandemi Covid-19, sejumlah tempat wisata di Bali mulai bangkit dengan tatanan baru.

oleh Ika Defianti diperbarui 09 Nov 2020, 08:18 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2020, 08:12 WIB
Adaptasi Baru, Begini Protokol Kesehatan Untuk Hotel hingga Wisata Bahari di Bali
Adaptasi Baru, Begini Protokol Kesehatan Untuk Hotel hingga Wisata Bahari di Bali (Liputan6.com/Ika Defianti)

Liputan6.com, Jakarta Pulau Dewata merupakan salah satu provinsi dengan destinasi unggulan di Indonesia. Setelah delapan bulan berhenti beroperasi akibat pandemi Covid-19, sejumlah tempat wisata mulai bangkit dengan tatanan baru atau protokol kesehatan.

Liputan6.com berkesempatan langsung untuk melihat penerapan pelaksanaan protokol kesehatan di sejumlah sektor wisata Pulau Bali bersama Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (Kemenparekraf) pada 6-8 November 2020.

Salah satu destinasi wisata yang mulai bangkit yakni hotel hingga tempat makan ataupun restoran. Beberapa hotel di kawasan Seminyak, Kabupaten Badung sudah menerima wisatawan domestik ataupun mancanegara.

Misalnya Hotel Courtyard by Marriott, Bali juga tampak sepi dari para pengunjung, bahkan toko-toko di sekitaran hotel juga masih tutup sementara. Namun, penerapan protokol kesehatan sudah disediakan di area hotel.

Mulai dari tempat mencuci tangan, hand sanitizer, hingga petugas untuk mengecek suhu tubuh. Meja reservasi juga diberikan pembatas berupa kaca untuk meminimalisir penyebaran antara petugas dan pengunjung.

Hand sanitizer juga disediakan di sejumlah titik, mulai di meja reservasi hingga di dalam lift. Selain itu, para pengunjung juga tidak mendapatkan welcome drink atau minuman selamat datang yang biasanya disediakan bagi tamu hotel yang akan check in.

Namun, welcome drink disediakan di masing-masing kamar. Untuk mencegah penularan Covid-19, welcome drink tersebut berupa satu buah kelapa muda yang dibungkus dengan plastik.

Kemudian pihak hotel juga menyediakan travel kit untuk wisatawan yang menginap. Travel kit tersebut berupa satu buah tisu basah disinfektan, dua masker medis, hand sanitizer, dan tisu kering.

Kemudian, pihak hotel tidak mengaktifkan menyediakan makanan di restoran dengan metode prasmanan. Saat sarapan, pengunjung akan disediakan daftar menu dengan barcode scan. Semua menu disajikan berdasarkan pesanan oleh pramusaji.

Sementara itu, para pramusaji menggunakan masker, face shield, hingga sarung tangan.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Protokol Kedai Kopi

Protokol kesehatan di Bali
Protokol kesehatan wisata di Bali (Liputan6/Ika Defianti)

Saat di Bali, Liputan6.com juga berkunjung ke tempat wisata penyajian kopi yang sering didatangi oleh para wisatawan yakni Kedai Kopi Kumulilir di Kabupaten Gianyar.

Akibat pandemi Covid-19, jumlah pengunjung turun drastis. Sebab sebelumnya rata-rata pengunjung yang datang merupakan wisatawan mancanegara yang ingin melihat proses pembuatan kopi luwak.

Protokol kesehatan juga telah disediakan di depan kawasan kedai yang berlokasi di persawahan tersebut. Hand sanitizer dan tempat cuci tangan juga disediakan di sana. Saat memasuki kedai, petugas juga akan mengecek suhu tubuh pengunjung.

Selain dapat menikmati kopi, pengelola juga menyiapkan sejumlah kawasan permainan anak dan keluarga. Kendati begitu, pemilik kedai Kopi Kumulilir, Nyoman Diana mengaku pihaknya tetap mengikuti standar atau protokol yang telah ditetapkan oleh pemerintah saat kembali beroperasi.

"Kalau pengunjung sangat banyak penurunannya, lima bulan pertama hampir 100 persen karena kita sempat tutup. Kalau dulu internasional kan ada siklus dan setiap harinya ada, kalau domestik setiap hari libur," jelasnya.

Protokol Kesehatan Wisata Bahari

Wisata bahari di Bali
Wisata bahari di Bali sepi pengunjung (Liputan6/Ika Defianti)

Wisata bahari di Pulau Bali memiliki daya tarik tersendiri untuk para wisatawan domestik ataupun mancanegara. Namun, akibat pandemi Covid-19, pantai merupakan salah satu destinasi wisata yang terdampak.

Salah satu yang terdampak yakni pantai Tanjung Benoa, Kabupaten Badung. Lokasi yang terkenal dengan olahraga air nya tersebut sempat tutup hampir 7 bulan lamanya.

Saat ini, meskipun kembali beroperasi sejumlah tatanan baru dan protokol kesehatan yang disampaikan pemerintah juga mulai diterapkan. Mulai dari penggunaan masker, tempat cuci tangan di depan area, hingga penyediaan hand sanitizer.

Bila suhu tubuh pengunjung lebih dari 37 derajat juga tetap dilarang masuk. Kendati begitu, sejumlah kegiatan olahraga air tidak semua kembali beroperasi. Sebab guna mengantisipasi penggunaan alat yang bergantian, seperti halnya kegiatan snorkeling.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com pada 8 November 2020, pantai Tanjung Benoa tampak sepi dari pengunjung. Pengguna olahraga air juga bisa dihitung jari, mulai dari jet ski, parasailing, hingga flaying fish.

Pihak pengelola mengaku sebelum adanya pandemi setiap pagi hari wisatawan mancanegara dan domestik sudah mulai berdatangan dan antre untuk mencoba wahana yang ada. Bahkan jumlah wisatawan dapat mencapai 700 orang dalam satu hari. Namun, saat pandemi pengunjung pun tidak lebih dari 50 orang dalam sehari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya