Sebanyak 12 Barak Pengungsian Disiapkan untuk Warga Sekitar Merapi

Ia mengatakan bahwa BPBD sudah punya data warga kawasan rawan bencana erupsi Merapi atau KRB III Merapi.

oleh Rinaldo diperbarui 20 Nov 2020, 10:47 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2020, 10:42 WIB
FOTO: Gunung Merapi Siaga, Penduduk Desa dengan Radius 5 Km Diungsikan
Seorang anak berlari di lokasi pengungsian Gunung Merapi di Desa Glagaharjo, Sleman, Jawa Tengah, Rabu (18/11/2020). Kondisi Gunung Merapi yang memasuki level siaga membuat beberapa desa dengan radius 5 Km dari puncak Gunung Merapi mengungsikan penduduknya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menyiapkan 12 barak pengungsian yang berada 10 kilometer lebih dari puncak Gunung Merapi bagi warga yang membutuhkan tempat mengungsi guna menghindari dampak letusan gunung tersebut.

"Saat ini 12 barak pengungsian dengan radius lebih dari 10 km tersebut sudah siap digunakan, sehingga jika ada peningkatan aktivitas Merapi dan BPPTKG memberikan rekomendasi warga harus mengungsi, semua sudah siap," kata Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Kabupaten Sleman Joko Lelono di Sleman, Jumat (20/11/2020).

Barak pengungsian yang sudah disiapkan antara lain Barak Gayam, Barak Kiaran, Barak Plosokerep, Barak Purwobinangun, Barak Girikerto, Barak Pondokrejo, Barak Umbulmartani, dan Barak Tirtomartani.

Pengungsian warga yang tinggal di dalam kawasan rawan bencana erupsi Gunung Merapi, Joko menjelaskan, akan dilakukan setelah ada instruksi dari Kepala Pelaksana BPBD Sleman berdasarkan rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

"Perintah pengungsian satu komando oleh Kalak (Kepala Pelaksana) BPBD atas rekomendasi dari BPPTKG. Saat ini warga yang sudah diungsikan merupakan kelompok rentan dari wilayah yang rawan bencana erupsi sesuai rekomendasi," katanya.

Ia mengatakan bahwa BPBD sudah punya data warga kawasan rawan bencana erupsi Merapi atau KRB III Merapi.

"Data ini merupakan hasil survei langsung di lapangan, mulai dari wilayah barat hingga timur. Seperti di Turgo sudah ada, Ngandong juga sudah ada. Sedangkan untuk wilayah Kaliurang, kami belum melakukan pendataan karena kesulitan jejaring yang di sana," kata Joko.

​​​​​​"Nanti jika status naik menjadi awas, kami akan koordinasi dengan yang lain, akan kami fokuskan ke apa yang direkomendasikan BPPTKG," katanya seperti dikutip Antara.

Menurut dia, BPBD juga sudah menyiapkan relawan dan warga untuk melakukan pengungsian jika aktivitas Gunung Merapi meningkat.

"Kesiapsiagaan kami rasa saat ini sudah siap. Termasuk nanti jika wilayah rawan diperluas, apabila terjadi letusan, teman-teman relawan di bawah juga sudah siap. Namun, nanti diupayakan sebelum status Merapi naik menjadi awas, semua sudah diungsikan," katanya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sistem Peringatan Dini

Joko menambahkan, perangkat dalam sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) bencana semuanya dalam kondisi baik.

"Ada satu sensor angin, curah hujan, kelembaban, dan khusus Merapi ada 35 EWS di sepanjang Sungai Gendol yakni di Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Srunen, Banjarsari, Bronnggang, Morangan dan Ngerdi," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya