PB PMII Minta Aparat Sapu Bersih Pelaku Teror di Sigi

Pembantaian terhadap empat orang sekeluarga di Sigi, Sulawesi Tengah diduga dilakukan oleh kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 01 Des 2020, 14:30 WIB
Diterbitkan 01 Des 2020, 13:03 WIB
Aparat Brimob Polda Sulteng dalam operasi penangkapan terduga anggota MIT di Palu
Aparat Brimob Polda Sulteng saat menyisir perbukitan di Kelurahan Mamboro Barat berusaha menangkap seorang terduga kelompok MIT Poso, Minggu (8/11/2020). (Foto: Anang P).

Liputan6.com, Jakarta - Pembantaian terhadap empat orang di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mendapat kecaman dari berbagai pihak. Salah satunya dari Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII).

Ketua Umum PB PMII, Agus Mulyono Herlambang mengutuk peristiwa tragis tersebut. Menurutnya, peristiwa di Kabupaten Sigi yang terjadi pada Jumat 27 November lalu itu adalah teror yang dilakukan secara terang-terangan.

"Ini teror yang harus disapu bersih," kata pria yang akrab disapa AMH ini dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (1/12/2020).

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah bersama aparat keamanan harus mengambil sikap tegas. Tak ada ruang untuk kelompok manapun bertindak brutal dan biadab di Indonesia.

"Peristiwa ini harus diusut tuntas. Pemerintah dan aparat kepolisian harus memburu pelaku sampai ke ujung dunia manapun," ucapnya.

AMH mengimbau agar masyarakat tetap tenang terkait peristiwa tersebut dan tidak mudah terprovokasi dengan informasi-informasi yang belum jelas kebenarannya.

"Kita percayakan kepada aparat keamanan untuk mengusut peristiwa ini sampai selesai," katanya.

Dia menyampaikan belasungakawa yang mendalam atas peristiwa tragis tersebut. Dia mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk sama-sama mendoakan agar korban tenang di alam sana dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

"Kita ini semua bersaudara. Mari kita saling mendoakan," ucap AMH.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Diduga Dilakukan Kelompok Teroris MIT

Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Abdul Rakhman Baso, saat meninjau lokasi penyerangan kelompok yang diduga MIT di Dusun Lewono, Desa Lembantongoa
Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Abdul Rakhman Baso, saat meninjau lokasi penyerangan kelompok yang diduga MIT di Dusun Lewono, Desa Lembantongoa, Sigi, Sabtu (28/11/2020). (Foto: Polda Sulteng).

Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan, pelaku kasus pembunuhan keluarga yang terdiri dari empat orang di Desa Lembontongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, adalah kelompok Santoso atau biasa dikenal Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

"Memang pelakunya adalah Mujahidin Indonesia Timur. Kelompok Mujahidin Indonesia Timur ini adalah sisa sisa kelompok Santoso yang sekarang masih tersisa beberapa orang lagi, dan operasi Tinombala, atau Satgas Tinombala sedang mengejar sekarang," kata Mahfud Md dari siaran persnya, Minggu (29/11/2020).

Dia menegaskan, bahwa pemerintah terus memburu pelaku pembunuhan melalui Tim atau Satgas Operasi Tinombala. Menurutnya, tim telah melakukan pengejaran serta pengepungan terhadap tempat yang dicurigai memiliki keterkaitan dengan para pelaku.

"Pemerintah juga sudah melakukan langkah-langkah untuk melakukan pengejaran, tadi tim Tinombala sudah menyampaikan tahap tahap yang dilakukan untuk mengejar pelaku dan melakukan isolasi serta pengepungan terhadap tempat yang dicurigai ada kaitan dengan para pelaku," jelas Mahfud Md.

Mahfud Md menekankan, pemerintah mengutuk keras tindakan keji pelaku. Pemerintah juga menyatakan duka yang mendalam kepada para korban dan keluarganya atas kejadian tersebut.

Sebelumnya, satu keluarga yang terdiri dari empat orang diduga dibunuh oleh sekelompok orang tidak dikenal (OTK) di Desa Lembontongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Pihak kepolisian menduga mereka merupakan anggota jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

"Diduga kelompok mereka," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Sabtu (28/11/2020).

Berdasarkan informasi awal, peristiwa itu terjadi pada Jumat, 27 November 2020. Dalam kejadian itu, terjadi tindak penganiayaan hingga pembunuhan.

Identitas keluarga tersebut adalah ayah dan ibu yakni Yasa dan Nei, kemudian anak atas nama Ulin dan suaminya, Pino. Kediamannya berada di Dusun ST 2 Lewono. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya