Liputan6.com, Jakarta Penghujung tahun 2020, banyak berita menarik hingga menghebohkan yang mencuri perhatian publik Tanah Air. Keraton Agung Sejagat salah satunya.
Totok Santosa dan Fanni Aminadia mengklaim dirinya sebagai pasangan raja dan ratu dari kerajaan yang didirikan di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Keduanya bahkan mengaku sebagai keturunan dari Kerajaan Majapahit.
Kemunculan Keraton Agung Sejagat bahkan sempat viral di media sosial lewat kirab budaya yang digelar di Purworejo, Jawa Tengah, Jumat, 10 Januari 2020.
Advertisement
Februari 2020, publik juga sempat digegerkan oleh ulah pengemudi Toyota Agya yang menyerang petugas di pintu gerbang Tol Angke 2, Jakarta Barat.
Lantaran tak terima ditilang, Tohab Silaban sempat mencekik dan mengajak duel Bripka Rudy Rustam. Pengendara itu diduga menghindari aturan Ganjil-Genap.
Kemuculan dua warga di Depok, Jawa Barat yang terpapar virus Corona juga tak kalah menuai sorotan. Mereka bahkan disebut sebagai pasien pertama yang terinfeksi virus yang diduga dari Wuhan, China.
Karena pada saat virus ini mulai menyebar, Indonesia masih menyatakan jika belum ada laporan terkait pasien yang positif Corona. Terlebih saat Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, ada sekitar 50 orang lebih yang telah berinteraksi dengan dua pasien tersebut usai tracing dilakukan.
Memasuki bulan April 2020, jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air terus bertmbah hingga nyaris menyentuh angka 2 ribu orang. Imbauan menjaga jarak, cuci tangan, memakai masker pun mulai digencarkan.
Gejala yang ditimbulkan saat seseorang mulai terpapar virus ini seperti demam, kelelahan, batuk berdahak, dan sesak nafas. Kondisi tersebut dapat terlihat setelah 12 hari terpapar virus Corona.
Berikut peristiwa menarik dan menghebohkan di News Liputan6.com yang terangkum dalam Kaleidoskop 2020:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ratu Keraton Agung Sejagat Berulah di Balik Jeruji
Fanni Aminadia merupakan otak dari pendirian Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah. Hasil penyidikan polisi mengungkap, Kerajaan Agung Sejagat merupakan ide murni dari Fanni.
Sebelum di Purworejo, kerajaan yang sama juga sempat akan didirikan di Yogyakarta. Namun, ada penolakan dari masyarakat. Terlebih, mayoritas masyarakat Yogyakarta masih mengagungkan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
"Ditolak di Jogja, kemudian mereka mendirikan kerajaan di Jawa Tengah. Pengikutnya lebih dari 400 orang," ungkap Kapolda Jateng Irjen Polisi Rycko Amelza Dahniel, Rabu, 15 Januari 2020.
Atas perbuatan keduanya, raja dan ratu Keraton Agung Sejagat ini dijerat Pasal 378 KUHP tentang Penipuan dan Pasal 14 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang Penyebaran Berita Bohong dengan ancaman 10 tahun penjara.
Saat di jeruji besi, Fanni kembali berulah. Dengan meminjam ponsel seorang polisi, dia memperbarui unggahan di akun Instagramnya. Melalui akun @fanniadia_tbtd, Fanni mengunggah foto seorang wanita mencium pipinya.
Dia juga menulis caption foto tersebut. Tak tanggung-tanggung, keterangan foto ditulisnya dengan panjang lebar.
"Sugeng siang Pak Ginanjar, prinsipnya kami sangat menyambut baik bahkan menunggu agar diskusi dan diuji secara akademisi sejarah ini bisa terealisasi. Tapi pelintiran berita dan penggalan dokumentasi ternyata mampu merubah makna dari pernyataan kami????
Saya yang dituduh menyebar berita Hoax, padahal yang menyebar media. Dan saya kemarin berencana memposting surat terbuka dan untuk Bapak, tapi tanpa diberi kesempatan klarifikasi, mediasi dan bahkan penangkapan kami terkesan eksklusif lengkap dengan media. Kami berusaha korporatif tapi justru diperlakukan layaknya teroris kelas dunia atau dihakimi sebelum diberi hak mengklarifikasi.Dimana prosedur yang harusnya dijalankan untuk menjaga asas praduga tak bersalah. Barusan saya diminta ganti baju tahanan, tanpa diberi tahu salahnya dan menjadi tersangka atas apa?... Saya mohon Bapak bisa menghimbau agar aparatur yang bertugas jangan politisir kasus kami yang terlanjur viral untuk sekedar pers konference berhasil menangkap....," tulis Fanni.
Advertisement
Pencekik Polantas di Tol Angke Ditangkap
Pengemudi mobil Toyota Agya yang melawan petugas kepolisian lalu lintas (polantas) saat akan dilakukan penilangan di sekitar pintu gerbang Tol Angke 2, Jakarta Barat, sempat viral di media sosial.
Usai video viral tersebut, Tohab Silaban diamankan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, pada Jumat 7 Februari 2020 sekitar pukul 22.30 WIB.
"Alasan melakukan kekerasan kepada petugas karena saat itu tersangka emosi," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Tengku Arsya Khadafidi Polres Jakarta Barat, Sabtu, 8 Februari 2020.
Saat ditilang, pelaku sengaja berhenti di bahu jalan tol untuk menunggu waktu pembatasan kendaraan dengan sistem ganjil genap selesai.
"Harapannya dapat menunggu sampai jam ganjil genap selesai," tutur Arsya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Jumat pagi sekitar pukul 09.30 WIB. Mulanya, pengemudi Tohap Silaban berhenti di 300 meter gardu pembayaran Tol Angke 2.
Polisi yang sedang berpatroli memberikan sanksi tilang. Pengemudi tak terima ketika Bripka Rudy Rustam sedang menulis surat tilang.
"Dia langsung mendorong, mencekik serta diminta membuka baju polisi untuk diajak berantem, pada saat kejadian tersebut Brigadir Eko Budiarto merekamnya," kata dia, Jumat 7 Februari 2020.
Wali Kota Depok: 50 Orang Lebih Terindikasi Virus Corona
Wali Kota Depok, Jawa Barat, Muhammad Idris Abdul Somad mengatakan, ada sekitar 50 orang lebih yang berinteraksi dengan dua pasien positif virus corona.
"Penegasan, yang positif dua corona, yang terindikasi di atas 50 orang. Yang di atas 50 orang ini yang kontak langsung dengan korban," tutur Idris di Balai Kota Depok, Jawa Barat, Senin, 2 Maret 2020.
Menurut Idris, 50 orang tersebut mencakup petugas medis Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok dan pasien di rumah sakit tersebut. Sebab, dua korban virus corona sempat memeriksakan kesehatannya di sana.
Pihak Pemkot Depok lalu mengawasi setiap keluhan dan laporan yang masuk ke setiap lembaga medis, termasuk puskesmas dan rumah sakit. Idris berharap setiap lapisan masyarakat dapat sigap memberikan informasi terkait virus corona di lingkungannya.
"Tetangga sekitarnya kami masih cari informasi yang lain ya," Idris menandaskan.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan, kedua orang itu melakukan kontak langsung dengan warga negara Jepang yang sebelumnya positif terjangkit virus Corona.
"Karena ini kan kontak langsung, ini kan kita cek. Kalau enggak close kontak, itu berbeda. Kita mengacu pada epidologis, mana yang paling memungkinkan," jelas Terawan.
Advertisement
Seperti Apa Ciri-Ciri Orang yang Terinfeksi Covid-19 di Pekan Pertama?
Virus Corona Covid-19 menjadi kewaspadaan yang tinggi sebab virus ini menginfeksi manusia dengan atau tanpa gejala.
Namun, apabila tubuh yang terinfeksi tersebut menunjukkan gejala, maka gejala ini dapat terlihat dalam kurun waktu 2 hingga 4 hari setelah seseorang terpapar virus Corona.
Sebagian besar pasien positif merasakan gejala setelah 11 hingga 12 hari pertama setelah terpapar virus Corona covid-19 tersebut.
Segera konsultasikan kondisi tubuh dengan dokter baik secara langsung atau sambungan telepon. apabila Anda merasakan atau melihat beberapa gejala yang serupa dengan gejala infeksi virus Corona Covid-19.
Pada orang yang terinfeksi virus Corona pada minggu pertama adalah demam. Demam tersebut yakni terjadinya peningkatan suhu tubuh di atas normal yakni pada kisaran 38 derajat Celcius ke atas.
Ciri kedua yang ditunjukkan oleh seseorang yang terinfeksi virus corona covid-19 pada pekan pertama adalah kelelahan. Kelelahan terjadi apabila otot-otot yang ada di dalam tubuh menjadi tegang dengan menurunnya fungsi otak