Jokowi: Menumbuhkan Rasa Malu Nikmati Hasil Korupsi Penting dalam Pencegahan

Jokowi mengatakan, kinerja penegakan bukan diukur dari banyaknya kasus melainkan pencegahan korupsi.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 16 Des 2020, 12:50 WIB
Diterbitkan 16 Des 2020, 12:49 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi didampingi Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil di Istana Negara, Senin (26/8/2019).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi didampingi Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil di Istana Negara, Senin (26/8/2019). (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan pentingnya menumbuhkan rasa malu menikmati hasil korupsi untuk mencegah terjadi tindak pidana korupsi. Dia juga menyampaikan perlunya memperluas pendidikan antikorupsi.

"Mengembankan budaya antikorupsi, menumbuhkan rasa malu menikmati hasil korupsi merupakan hulu yang penting dalam pencegahan tindak pidana korupsi," kata Jokowi saat memberi sambutan dalam Peringatan Hari Anti-Korupsi Sedunia 2020 secara virtual, Rabu (16/12/2020).

Kendati begitu, dia menilai yang menjadi kunci utama yakni, membangun sistem untuk menutup peluang terjadinya tindak pidana korupsi. Untuk itu, semua lembaga pemerintahan diminta meningkatkan transpransi dan akuntabilitas.

"Melakukan penyederhanaan proses kerja dan proses pelayanan kepada masyarakat untuk meminimalisir peluang korupsi sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, aparat mempunyai posisi yang sangat sentral dalam penindakan dan pencegahan korupsi. Namun, kinerja penegakan bukan diukur dari banyaknya kasus melainkan pencegahan korupsi.

"Orientasi dan mindset dalam pengawasan dan penegakan hukum harus diarahkan untuk perbaikan tata kelola dan pencegahan korupsi," kata Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Gigih dan konsisten

Presiden Jokowi Resmi Lantik Pimpinan KPK Periode 2019-2023
Presiden Joko Widodo (kanan) menyalami Firli Bahuri usai pelantikan pimpinan KPK di Istana Negara, Jakarta, Jumat (20/12/2019). Firli Bahuri ditetapkan sebagai Ketua KPK, Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron, dan Nawawi Pomolango sebagai wakil Ketua. (Foto: Biro Pers Setpres)

Menurut Jokowi, upaya pemberantasan korupsi membutuhkan kegigihan dan konsistensi yang luar biasa. Bukan hanya itu, pemberantasan korupsi membutuhkan inovasi dan kerja sistematis agar peluang korupsi tertutup.

"Saya berharap dengan langkah-langkah yang sistematis, yang sistemik dari hulu sampai hilir kita bisa lebih efektif memberantas korupsi, lebih efektif memberantas kemiskinan dan mengurangi pengangguran," tuturnya.

Jokowi mendukung upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menindak korupsi. Dia mengingatkan KPK bertindak adil dan konsisten dalam menindak pelaku pidana korupsi.

"Meskipun listrik di KPK padam, tapi pemberantasan korupsi tidak boleh padam," ucap Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya