Liputan6.com, Jakarta Komandan tim DVI Pusdokkes Polri Kombes Hery Wijatmoko mengatakan, pandemi Covid-19 ini mempengaruhi proses identifikasi korban Sriwijaya Air SJ 182. Salah satunya dalam proses pemeriksaan tidak dilakukan secara penuh.
Menurut dia, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kluster baru Covid-19. Sehingga tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Baca Juga
"Kami telah menerima ratusan kantong dan kami sudah lakukan pemeriksaan dan hari ini akan terus lakukan pemeriksaan. Kendalanya kami karena fase pandemi kami lakukan protokol kesehatan sehingga jangan sampai di dalam operasi DVI ini ada klaster baru karena operasi ini," kata Hery di RS Polri Kramatjati, Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Advertisement
"Karena kita menghindari kerumunan jadi kemampuan kami melakukan pemeriksaan tidak kami laksanakan secara full," lanjut dia.
Dia menuturkan, karena pandemi Covid-19 ini membuat tim DVI mengurangi jumlah meja pemeriksaan. Dari total 20 meja yang tersedia di dalam ruang pemeriksaan, pada hari ini hanya empat saja yang digunakan untuk melaksanakan identifikasi bagian tubuh korban.
"Tadi kami sampaikan hanya empat meja, kami punya 20 meja pemeriksaan. Dan 20 meja kalau satu tim itu ada lima, kalau 20 ada berapa? Kami tidak mau ada klaster di kamar jenazah. Kami juga melaksanakan 3 M," ungkap Hery.
Â
Diberlakukan Shifting
Selain itu, untuk mencegah timbulnya klaster dalam proses identifikasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Hery mengaku pihaknya juga memberlakukan sistem shfting atau pergantian.
Di samping juga shifting berguna untuk membuat tim beristirahat dan menyegarkan pikiran.
"Kemudian kami melaksanakan sistem shift, sehingga dengan sistem shift tersebut setiap hari personel yang melakukan pemeriksaan itu relatif berganti. Karena apa? Pemeriksaan di kamar jenazah itu memerlukan waktu sehingga kami harus refreshing untuk timnya," kata dia.
Â
Advertisement