Kemenkes: Registrasi Jadi Kendala Vaksinasi Covid-19 Tahap I

Kementerian Kesehatan mengakui pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap pertama mengalami kendala.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jan 2021, 16:26 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2021, 16:26 WIB
Ribuan Tenaga Kesehatan Jalani Vaksinasi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran
Petugas medis akan menyuntikkan vaksin Coronavac kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Sebanyak 2.630 tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet divaksinasi Covid-19 secara bertahap. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan mengakui pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap pertama mengalami kendala. Hal ini yang mengakibatkan baru 245.685 orang divaksinasi dari target 1.487.466 Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan kendala tersebut adalah tahapan registrasi.

"Registrasi ya. Walau sudah manual masih ada tantangan untuk integrasi sistem Philcare, si SDMK, BPJS, aplikasi Peduli dan Lindungi," katanya kepada merdeka.com, Rabu (27/1/2021).

Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengungkap hal serupa. Dia mengatakan, kendala vaksinasi Covid-19 saat ini sistem registrasi.

"Ini masalah teknologi dalam IT, ini kan melalui SMS, soal teknis saja," ujarnya.

Windhu memprediksi, vaksinasi Covid-19 tahap pertama baru efektif berjalan pada Februari 2021. Dia juga mengingatkan, Kementerian Kesehatan untuk mengevaluasi kapasitas vaksinator untuk vaksinasi Covid-19.

Dia menyebut, pelaksanaan vaksinasi di Indonesia membutuhkan sekitar 40.000 sampai 50.000 vaksinator. Sementara jumlah vaksinator yang disediakan pemerintah hanya 30.000 orang.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kesiapan Cold Chain

Selain itu, dia juga meminta pemerintah mengevaluasi kesiapan cold chain atau rantai dingin yang berfungsi menjamin kualitas vaksin. Hingga saat ini, kata dia, Indonesia baru memiliki fasilitas rantai dingin untuk vaksin Sinovac dan AstraZeneca.

"Tapi (untuk vaksin) yang berteknologi tinggi kita belum punya. Ini yang harus dievaluasi untuk diadakan," tandasnya.

Reporter: Supriatin

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya