Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan keseriusannya untuk terus berjuang menghadapi persoalan diskriminasi sawit di tingkat internasional. Dia pun mengajak Perdana Menteri (PM) Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin, sebagai rekan serumpun untuk mendukung gerakan tersebut.
“Perjuangan akan lebih optimal jika dilakukan bersama, dan Indonesia mengharapkan komitmen yang sama dengan Malaysia mengenai isu sawit ini," kata Jokowi usai melakukan pertemuan bilateral dengan PM Malaysia di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (5/2/2021).
Baca Juga
Terkait isu sawit, Indonesia telah memprotes Uni Eropa mengenai rencana aturan Arahan Energi Terbarukan II atau Renewable Energy Directives II (RED II). Indonesia menilai, aturan tersebut mendiskriminasikan kelapa sawit yang menjadi pasar Indonesia untuk Eropa.
Advertisement
Mengetahui hal itu, PM Tan Sri Muhyiddin Yassin menilai, langkah Indonesia perlu mendapat dukungan. Menurut dia, industri sawit perlu diperjuangkan sebab sawit menampung hajat hidup masyarakat Indonesia dan juga Malaysia.
"Bagi kita dapat melindungi industri sawit, terutama bagi menyelematkan berjuta-juta perkebunan-perkebunan kecil yang bergantung hidup sepenuhnya pada industri sawit di Malaysia dan Indonesia," tutur Muhyiddin Yassin.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Uni Eropa Kurangi Penggunaan Minyak Sawit
Untuk diketahui, saat ini Uni Eropa memandang kelapa sawit adalah tanaman berisiko tinggi terhadap deforestasi.
Karenanya, negara-negara di Uni Eropa secara bertahap mulai membatasi penggunaan minyak kelapa sawit untuk biodiesel.
Advertisement