Jokowi Ajak PM Malaysia Berjuang Hadapi Diskriminasi Sawit di Tingkat Internasional

PM Malaysia menyambut baik ajakan Jokowi untuk berjuang bersama melawan diskriminasi sawit di tingkat global.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 05 Feb 2021, 15:10 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 15:03 WIB
FOTO: Jokowi Terima Kunjungan PM Malaysia di Istana Merdeka
Presiden Indonesia Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/2/2021). Baik Jokowi maupun Muhyiddin Yasin terlihat sama-sama mengenakan masker. (Agus Suparto, Indonesian President Palace via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan keseriusannya untuk terus berjuang menghadapi persoalan diskriminasi sawit di tingkat internasional. Dia pun mengajak Perdana Menteri (PM) Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin, sebagai rekan serumpun untuk mendukung gerakan tersebut.

“Perjuangan akan lebih optimal jika dilakukan bersama, dan Indonesia mengharapkan komitmen yang sama dengan Malaysia mengenai isu sawit ini," kata Jokowi usai melakukan pertemuan bilateral dengan PM Malaysia di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (5/2/2021).

Terkait isu sawit, Indonesia telah memprotes Uni Eropa mengenai rencana aturan Arahan Energi Terbarukan II atau Renewable Energy Directives II (RED II). Indonesia menilai, aturan tersebut mendiskriminasikan kelapa sawit yang menjadi pasar Indonesia untuk Eropa.

Mengetahui hal itu, PM Tan Sri Muhyiddin Yassin menilai, langkah Indonesia perlu mendapat dukungan. Menurut dia, industri sawit perlu diperjuangkan sebab sawit menampung hajat hidup masyarakat Indonesia dan juga Malaysia.

"Bagi kita dapat melindungi industri sawit, terutama bagi menyelematkan berjuta-juta perkebunan-perkebunan kecil yang bergantung hidup sepenuhnya pada industri sawit di Malaysia dan Indonesia," tutur Muhyiddin Yassin.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Uni Eropa Kurangi Penggunaan Minyak Sawit

Untuk diketahui, saat ini Uni Eropa memandang kelapa sawit adalah tanaman berisiko tinggi terhadap deforestasi.

Karenanya, negara-negara di Uni Eropa secara bertahap mulai membatasi penggunaan minyak kelapa sawit untuk biodiesel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya