Liputan6.com, Jakarta - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Hingga 31 Januari 2024, Astra Agro Lestari membukukan pendapatan sebesar Rp 21,82 triliun. Pendapatan itu naik 5,16 persen dibanding pendapatan bersih pada 2023 yang tercatat sebesar Rp 20,75 triliun.
Baca Juga
Melansir laporan keuangan AALI dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (21/2/2025), pendapatan dari minyak sawit mentah dan turunannya andil sebesar Rp 20,18 triliun. Kemudian inti sawit dan turunannya sebesar Rp 1,62 triliun. SIsanya, pendapatan lain tecatat sebesar Rp 11,36 miliar.
Advertisement
Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan pada 2024 naik menjadi RP 18,47 triliun dibanding beban pokok pendapatan pada 2023 sebesar Rp 17,97 triliun. Alhasil, perseroan membukukan laba bruto Rp 3,34 triliun pada 2024. Laba itu masih naik dibanding laba bruto 2023 yang sebesar Rp 2,77 triliun.
Pada 2024, perseroan membukukan beban umum dan administrasi sebesar Rp 1,16 triliun. Kemudian beban penjualan pada periode yang sama tercatat sebesar Rp 520,19 miliar, biaya pendanaan Rp 264,89 miliar, dan kerugian selisih kurs Rp 8,4 miliar.
Bersamaan dengan itu, penghasilan bunga tercatat sebesar Rp 211,5 miliar, bagian atas hasil bersih ventura bersama sebesar RP 19,42 miliar, serta pendapatan lain-lain Rp 129,66 miliar. Sehingga, diperoleh laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 1,7 triliun, naik dari Rp 1,5 triliun yang dicatatkan pada 2023.
Raup Laba Rp 1,15 Triliun pada 2024
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp 1,15 triliun. Laba itu naik 8,68 persen dibandingkan laba 2023 yang tercatat sebesar Rp 1,06 triliun. Sehingga laba per saham dasar naik menjadi Rp 596,22 dari sebelumnya RP 548,61 per saham.
Aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp 28,79 triliun, naik dari Rp 28,85 triliun yang dicatatkan pada 2023. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 8,43 triliun dan aset tidak lancar Rp 20,36 triliun.
Liabilitas sampai dengan 31 Desember 2024 turun menjadi Rp 5,59 triliun dari Rp 6,28 triliun pada 2023. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 3,24 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 2,35 triliun.
Sementara ekuitas perseroan sampai dengan 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp 23,2 triliun. Ekuitas itu naik dibandingkan posisi akhir 2023 yang tercatat sebesar Rp 22,57 triliun.
Advertisement
Berawal dari Ubi Kayu
PT Astra Agro Lestari Tbk mulai mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Berawal dari perkebunan ubi kayu, kemudian mengembangkan tanaman karet, hingga pada tahun 1984, dimulailah budidaya tanaman kelapa sawit di Provinsi Riau. Perseroan terus berkembang dan saat ini memiliki luas areal kelola mencapai 285.387 hektar yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Selain mengelola lahan perkebunan kelapa sawit, Perseroan juga mengembangkan industri hilir yang terkait. Perseroan telah mengoperasikan pabrik pengolahan minyak sawit (refinery) di Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, dan di Dumai, Provinsi Riau.
Produk minyak sawit olahan dalam bentuk olein, stearin, dan PFAD ini untuk memenuhi permintaan pasar ekspor antara lain dari Tiongkok dan Filipina. Mulai tahun 2016, Perseroan juga telah mengoperasikan blending plant atau pabrik pencampuran pupuk di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
