Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Departemen Kriminologi FISIP Universitas Indonesia (UI), Reni Kartikawati, mengatakan bahwa dampak pernikahan anak di bawah umur tak hanya dirasakan oleh anak perempuan yang menikah, namun juga keluarga dan komunitas sekitarnya. Menurut dia, pernikahan dini tersebut justru membebani kondisi ekonomi keluarga anak.
Hal tersebut disampaikan Reni menanggapi promosi Aisha Weddings Organizer yang berisi ajakan menikah anak di bawah umur. Berdasarkan UU Nomor 16 tahun 2019, batas usia minimal menikah yakni 19 tahun.
Baca Juga
"Perkawinan usia anak tidaklah serta merta meringankan beban orangtua, bahkan seringkali justru membebani karena kondisi ekonomi keluarga anak yang belum mapan," kata Reni saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (11/2/2021).
Advertisement
"Terlebih, jika terjadi perceraian maka anak perempuan akan kembali ke rumah orangtuanya," sambungnya.
Sementara bagi komunitas, dia menyebut, perkawinan anak di bawah umur berdampak pada masalah kependudukan dan siklus kemiskinan yang berlanjut. Kemudian, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah yang berdampak pada produktivitas SDM di suatu daerah.
Adapun dampak negatif bagi anak perempuan yang menikah di bawah umur yakni mulai dari putus sekolah hingga tidak paham terhadap perubahan peran menjadi seorang istri atau ibu. Misalnya, cara-cara mendidik anak yang baik, sebab mereka masih tergolong usia anak-anak.
"Belum lagi anak perempuan sangat rentan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga," ucap Reni.
Menurut dia, pernikahan anak di bawah umur juga berpengaruh pada kesehatan mental dan psikologis, sehingga mereka rentan mengalami depresi. Hal ini mengakibatkan banyaknya angka percerian di usia muda.
Sedangkan dari segi kesehatan reproduksi, dia menuturkan, anak-anak yang menikah di bawah umur sangat rentan mengalami anemia serta rahim yang belum siap. Sehingga, anak perempuan yang hamil bisa saja mengalami keguguran.
"Darah tinggi yang menyebabkan ibu bisa mengalami pendarahan dan berat badan bayi yang dilahirkan rentan mengalami BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) yang bisa menyebabkan juga kematian pada bayi karena kekurangan gizi akibat usia ibunya juga masih anak-anak," jelas Reni.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Heboh Aisha Weddings
Sebelumnya, viral di media sosial, wedding organizer bernama Aisha Weddings mempromosikan kawin siri, menikah di usia muda dan poligami. Seperti yang dilihat Liputan6.com dari website Aisha Weddings, pernikahan secara sirih memang ditawarkan secara terang-terangan.
Aisha Weddings memasarkan empat paket layanan yakni paket dasar: tanpa embel-embel!. Paket lengkap: untuk mereka yang menginginkan lebih banyak layanan.
Juga ada paket mewah: jika menginginkan pengalaman yang paling lengkap. " La Carte: kami juga menyediakan berbagai macam layanan la carte," tulis laman tersebut.
Advertisement