Hasil Survei Indikator: 30,3 Persen Responden Tidak Percaya Efektivitas Vaksin Covid-19

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan bahwa vaksinasi Covid-19 bagi umat muslim saat bulan Ramadan akan tetap dilakukan pada malam hari.

oleh Ika Defianti diperbarui 21 Feb 2021, 17:37 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2021, 17:37 WIB
FOTO: Tenaga Kesehatan Lansia Jalani Vaksinasi COVID-19 Perdana di RSCM Jakarta
Petugas menyiapkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac untuk disuntikkan kepada tenaga kesehatan saat kegiatan vaksinasi di RSCM di Jakarta, Senin (8/2/2021). Kementerian Kesehatan secara resmi memulai vaksinasi tenaga kesehatan di atas 60 tahun pada hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 53,5 persen responden menyatakan percaya efektivitas vaksinasi Covid-19 dalam penularan virus Corona.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, pada Minggu (21/2/2021).

Menurut dia, tingkat ketidakpercayaan publik terhadap berbagai varian vaksin relatif tinggi.

"Yang tidak percaya sekitar 30,3 persen dan selebihnya tidak bisa menilai sebanyak 16,3 persen," kata kata Burhanuddin dalam diskusi daring.

Dia mengatakan, secara umum, mayoritas warga bersedia untuk diberi vaksin Covid-19 di hampir semua klasifikasi demografi. Kecuali kelompok usia 22-25 tahun dan kelompok pendidikan SLTP.

"Kesediaan menerima vaksin Covid-19 lebih rendah pada kelompok yang semakin jarang merasa takut tertular virus, tidak percaya terhadap efektivitas vaksin," ucap Burhanuddin.

Sementara itu, lanjut dia, pada kelompok yang bersedia menerima vaksin yakni 54,9 persen responden, mayoritas tidak bersedia jika harus membeli atau membayar.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Menolak Vaksinasi

Hanya 23,7 persen dari yang setuju divaksin itu yang bersedia membayar dan tidak bersedia adalah 70 persen.

"Atau secara total sekitar 38,4 persen tidak bersedia diberi vaksin jika harus membayar/membeli, dan hanya sekitar 13 persen yang bersedia diberi vaksin meski harus membayar/membeli," jelas Burhanuddin.

Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 1 hingga 3 Februari 2021, dengan 1.200 responden menggunakan metode simple random sampling. Adapun toleransi kesalahan atau margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen.

Survei dilakukan dengan menelepon 1.200 responden, yang dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung dalam rentang 2 Maret 2018-Maret 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya