Andi Mallarangeng Duga Akan Ada Skenario Rayu Pemerintah Agar Sahkan Hasil KLB Demokrat

Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menduga jika terjadi Kongres Luar Biasa (KLB) di partainya, maka skenario gerakan kudeta selanjutnya adalah merayu pemerintah supaya hasil kongres disahkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2021, 04:26 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2021, 04:26 WIB
Andi Mallarangeng
Andi Mallarangeng (Dok : Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menduga jika terjadi Kongres Luar Biasa (KLB) di partainya, maka skenario gerakan kudeta selanjutnya adalah merayu pemerintah supaya hasil kongres disahkan. Sebab pelaku kudeta ini menggelar KLB dengan anggota pemilik suara palsu.

Andi mengatakan aspek kekuasaan bisa bermain saat pengesahan hasil KLB di Kemenkumham.

"Kemudian setelah buat KLB kira-kira skenarionya adalah merayu-rayu Kemenkumham kepada pemerintah untuk disahkan sebagai pengurus Demokrat yang sah di situlah aspek kekuasaan bisa bermain. Itu yang kita takutkan," ujar Andi dalam webinar, Rabu (3/3/2021).

Pola ini, kata Andi, merupakan gaya orde baru. Itu juga terjadi di Partai Berkarya. Ketika kubu Muchdi PR berhasil menggantikan Tommy Soeharto di kepemimpinan melalui Munaslub.

"Itu yang terjadi pada Partai Berkarya itu yang juga mau dilakukan di Partai Demokrat gaya kekuasaan lama," kata Andi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tak Usah Takuti Demokrat

Dia pun meminta pemegang kekuasaan lebih baik mengurusi pemerintahan juga koalisinya masing-masing. Apalagi koalisi pemerintah sudah sangat kuat sampai tidak perlu intervensi Partai Demokrat agar bergabung.

"Jumlah partai yang bergabung dengan pemerintah sudah sangat kuat. Kami kecil tidak usah ditakuti lagipula kami santun kalau mengkritik," pungkasnya.

Reporter : Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya