Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menetapkan status tanggap darurat pascabencana banjir bandang, angin kencang hingga tanah longsor. Bencana tersebut terjadi sebagai dampak siklon tropis Seroja di Laut Sawu, NTT.
"Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menetapkan status tanggap darurat terhitung mulai tanggal 6 April sampai 5 Mei 2021," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati melalui keterangan tertulis, Kamis (8/4/2021).
Status tanggap darurat bencana NTT ditetapkan melalui surat keputusan No. 118/KEP/HK/2021 tertanggal 6 April 2021. Keputusan ini diambil berdasarkan dampak dari siklon tropis Seroja di Kota Kupang dan 21 Kabupaten dalam wilayah NTT sejak 2 April sampai 5 April 2021.
Advertisement
"Dengan adanya penetapan keputusan tanggap darurat ini diharapkan mampu mempercepat penanganan bencana di wilayah NTT," ujarnya.
Bencana alam dampak siklon tropis Seroja di NTT mengakibatjab 138 orang meninggal. Rincian korban meninggal dunia tersebut, yaitu Kabupaten Flores Timur 67 jiwa, Lembata 32, Alor 25, Kupang 5, Malaka 4, Sabu 2, Ngada 1, Ende 1 dan Kota Kupang 1.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
61 Warga Masih Hilang
Sementara itu, 61 orang masih dinyatakan hilang. Rinciannya, Kabupaten Lembata 35 orang, Alor 20 dan Flores Timur 6.
Adapun kerugian material di sektor perumahan berjumlah 1.114 unit dengan rincian rusak berat 688 unit, rusak sedang 272 dan rusak ringan 154.
Reporter: Titin Supriatin/Merdeka.com
Advertisement