Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Manardo melaporkan kerugian materil dampak banjir bandang yang melanda Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 4 April 2021 lalu. Tiga hari pasca kejadian, BNPB mencatat ada 1.992 rumah yang terdampak.
Rinciannya, 688 rumah rusak berat, 272 rusak sedang, dan 154 rusak ringan. Sementara itu, sebanyak 87 fasilitas umum terdampak, 24 unitnya rusak berat.
Baca Juga
"Kerugian materilnya 1.992 unit rumah dan 87 fasilitas umum terdampak," kata Doni Manardo saat konferensi pers virtual, Rabu (7/4/2021).
Advertisement
Doni menyebutkan, dari 15 kabupaten yang terdampak itu, jumlah rumah rusak berat terbanyak yaitu Kabupaten Lembata. Ada 224 unit rumah rusak berat, selanjutnya disusul Kabupaten Timor Tengah Utara ada 150 rumah yang rusak berat, lalu Kabupaten Flores Timur sebanyak 82 rumah kategori rusak berat.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
13.226 Orang Mengungsi
Jumlah korban jiwa Kabupaten Flores Timur, kata Doni, merupakan yang tertinggi. 67 jiwa meninggal dunia, 6 orang masih dinyatakan hilang. Hal itu dikarenakan wilayah tersebut juga mengalami tanah longsor. Sedangkan jumlah total korban jiwa 138 orang, 61 orang masih dinyatakan hilang.
"Di Kabupaten Flores Timur itu bukan hanya banjir bandang tapi tanahnya longsor juga. Wilayah yang disertai angin kencang itu Kabupaten Ngada dan Kabupaten Ndao," kata Ketua Satgas Covid-19 itu.
Doni juga melaporkan, totalnya ada 4.829 jiwa atau 1.700 KK yang terdampak. Selain itu, jumlah pengungsi pada hari ketiga ini mencapai 13.226 jiwa atau 2.019 KK
Reporter: Rifa Yusya Adilah
Sumber: Merdeka
Advertisement