Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saat ini tengah menyelesaikan pembangunan jalur sepeda permanen di Jalan Sudirman-Thamrin. Proyek tersebut bersamaan dengan pembangunan Tugu Sepeda atau yang disebut bicyle artwork.
Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, keberadaan Tugu Sepeda tersebut di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat guna menyadarkan masyarakat untuk hidup sehat.
Baca Juga
"Karena di masa pandemi ini kita ingin mendorong masyarakat hidup sehat, hidup bersih, lingkungan yang bersih, udara yang bersih dengan cara menggunakan sepeda," ujar Riza Patria, Minggu, 11 April 2021.
Advertisement
Riza juga menyebut, keseluruhan anggaran pembangunan jalur sepeda permanen itu menghabiskan dana sebesar Rp 28 miliar.
Anggaran tersebut termasuk untuk pembangunan Tugu Sepeda hingga sejumlah koridor jalur sepeda.
"Tugu sepeda ini dapat anggaran dari pihak swasta, pihak ketiga. Kemudian kedua, nilainya kurang lebih Rp 28 miliar termasuk tugunya yang Rp 800 juta. Termasuk pembangunan 11 koridor sepeda yang dibangun secara permanen di Sudirman," kata Riza.
Berikut 4 hal terkait pembangunan jalur hingga Tugu Sepeda dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Habiskan Dana Rp 28 Miliar
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, secara keseluruhan anggaran pembangunan jalur sepeda permanen di Jalan Sudirman-Thamrin menghabiskan dana sebesar Rp 28 miliar. Anggaran tersebut termasuk untuk pembangunan tugu hingga sejumlah koridor jalur sepeda.
"Tugu sepeda ini dapat anggaran dari pihak swasta, pihak ketiga. Kemudian kedua, nilainya kurang lebih Rp 28 miliar termasuk tugunya yang Rp 800 juta. Termasuk pembangunan 11 koridor sepeda yang dibangun secara permanen di Sudirman," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, 8 April 2021.
Riza mengatakan, pembangunan prasasti sepeda merupakan hal positif. Selain itu memberikan apresiasi kepada seniman.
"Itu kan memberi ruang untuk pelaku seni berkreasi, seni untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas dan mempercantik Jakarta. Anggaran dari pihak ketiga," ucap dia.
Advertisement
2. Alasan Habiskan Dana Besar
Riza menjelaskan, anggaran pembangunan Tugu Sepeda di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat yang mencapai Rp 800 juta itu sudah melalui kajian dan penelitian oleh konsultan.
"Tentu semua mengenai harga ada standar yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Jadi, nanti silakan ditanya konsultan kenapa biaya Rp 800 juta tentu yang namanya kita harus menghargai para seniman, senirupa," kata Riza di Balaikota, Jakarta Pusat, Jumat, 9 April 2021.
Lanjut dia, anggaran pembangunan tugu sepeda tidak berasal dari APBD DKI Jakarta 2021. Namun dari pihak swasta.
Untuk pengalokasian anggaran, kata Riza, sudah berdasarkan bidang dan peruntukannya berdasarkan pendanaan yang ada.
"Semua kan ada alokasinya, pendidikan, sosial, kesehatan, olahraga, agama, semua dialokasikan. Tentu alokasinya sangat proporsional," ucap dia.
3. Desain Tugu Sepeda
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pembangunan jalur sepeda di Jalan Sudirman-Thamrin seiring sejalan dengan pembangunan tugu sepeda atau yang disebut bicyle artwork.
Dia menjelaskan, tugu sepeda akan dirancang bentuk lingkaran atau bundar. Bentuk dasar tersebut mengambil dasar bentuk roda sepeda, yang melambangkan pergerakan yang dinamis.
Lalu, bentuk dasar bundar tersebut dibagi menjadi beberapa ukuran yang berbeda, dan pada pusatnya terletak ukuran yang paling besar.
"Lingkaran dengan ukuran terbesar tersebut akan dicetak bentuk cakram, suatu komponen sepeda yang memiliki hirarki tertinggi, pusat rotasi dan merupakan penggerak utama dari sepeda tersebut," kata Syafrin saat dikonfirmasi, Sabtu, 10 April 2021.
Sedangkan pada cakram tersebut akan dicetak pula landmark sebagai simbol kebanggaan Kota Jakarta. Lalu, pada area sisanya akan dicetak infografis yang bersifat edukatif mengenai sepeda.
"Seperti dampak positif berspeda, sejarah bentuk sepeda, ataupun nama-nama perangkat yang menyusun suatu sepeda," terang Syafrin.
Kemudian untuk sisi dalam tugu sepeda tersebut akan menghadap ke arah pedestrian atau area bagi pejalan kaki. Bahan yang digunakan yaitu material reflektif stainless steel.
"Material reflektif yang digunakan juga memberikan kesan statis-dinamis. Statis ketika tidak ada interaksi apapun, tetapi ketika pejalan kaki atau pesepeda melewati area itu akan terpantul, sehingga bersifat interaktif dan menjadi dinamis," jelas Syafrin.
Advertisement
4. Tujuan Dibangun Tugu Sepeda
Pemprov DKI Jakarta tengah membangun Tugu Sepeda di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyampaikan alasan pembangunan tugu tersebut.
"Karena di masa pandemi ini kita ingin mendorong masyarakat hidup sehat, hidup bersih, lingkungan yang bersih, udara yang bersih dengan cara menggunakan sepeda," ujar Riza Patria, Minggu, 11 April 2021.
Dia menyebut, tugu sepeda itu juga menjadi bagian kampanye DKI agar menggunakan sepeda sebagai alat transportasi, bukan hanya untuk hobi.
"Kita ingin sepeda ini tidak hanya digunakan alat rekreasi, olahraga tapi juga alat transportasi," kata dia.
"Sudah kita perhitungkan dengan para konsultan, para ahli, tempat yang terbaik tidak mengganggu justru akan menjadi ikon baru di Jakarta dan komitmen kita pada pengguna sepeda dan masyarakat," tambahnya.
Selain itu, Politkus Gerindra itu memastikan pembangunan tugu sepeda senilai Rp 800 juta tidak berasal dari APBD melainkan pihak swasta.
"Sekali lagi tidak dibiayai oleh APBN atau APBD tapi oleh swasta pihak ketiga. Jadi bukan dari kami," tandas Riza Patria.
(Daffa Haiqal Nurfajri)