Jokowi di KTT ASEAN: Kekerasan di Myanmar Harus Dihentikan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan, kekerasan yang terjadi di Myanmar harus segera dihentikan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 24 Apr 2021, 19:20 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2021, 19:20 WIB
Presiden Jokowi menghadiri KTT ke-22 ASEAN Plus Three (APT) di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman)
Presiden Jokowi menghadiri KTT ke-22 ASEAN Plus Three (APT) di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan, kekerasan yang terjadi di Myanmar harus segera dihentikan. Hal ini disampaikan Jokowi usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN atau ASEAN Leaders Summit di Gedung Sekretariat ASEAN Jakarta, Sabtu (24/4/2021).

Adapun pertemuan tatap muka pertama di tengah pandemi Covid-19 ini, dihadiri langsung oleh sejumlah pemimpin negara ASEAN. Termasuk, Pemimpin Junta Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing.

"Perkembangan situasi di Myanmar sesuatu yang tidak dapat diterima dan tidak boleh terus berlangsung. Kekerasan harus dihentikan, dan demokrasi dan stabilitas dan perdamaian di Myanmar harus segera dikembalikan," kata Jokowi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu.

"Kepentingan rakyat Myanmar harus selalu menjadi prioritas," sambung dia.

Pada pertemuan itu, dia menyampaikan pentingnya pemimpin militer Myanmar untuk memberikan tiga komitmen. Pertama, permintaan komitmen penghentian penggunaan kekerasan dari militer Myanmar.

Selain itu, dia mengingatkan semua pihak untuk menahan diri sehingga ketegangan dapat diredakan. Jokowi juga meminta militer Myanmar untuk melepaskan para tahanan politik yang ditangkap dalam kudeta Februari lalu.

"Permintaan komitmen kedua, proses dialog yang inklusif harus dimulai, tahanan politik harus segera dilepaskan," ujar Jokowi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dorong Pembentukan Special Envoy ASEAN

Jokowi mendorong agar dibentuknya Special Envoy ASEAN untuk mendorong dialog dengan semua pihak di Myanmar. Permintaan komitmen ketiga kepada pemimpin junta militer Myanmar untuk membuka akses bantuan kemanusiaan dari ASEAN yang dikoordinir oleh Sekjen ASEAN bersama AHA Center.

"Indonesia berkomitmen untuk mengawal terus komitmen di atas tersebut agar krisis di Myanmar dapat diatasi," jelas Jokowi.

Menurut dia, apa yang disampaikan Indonesia terkait krisis di Myanmar sejalan dengan pernyataan para pemimpin negara ASEAN. Dengan begitu, kata Jokowi, parapemimpin ASEAN telah mencapai konsensus.

"Sekjen ASEAN telah menyampaikan 5 butir konsensus yang nanti akan disampaikan oleh Ketua atau Sekjen ASEAN. Isinya kurang lebih sama dengan apa yang tadi saya sampaikan dalam pernyataan nasional yang telah saya sampaikan tadi," tutur Jokowi.

Pemimpin negara ASEAN yang hadir langsung dalam KTT ini antara lain, Perdana Menteri Vietnam Phạm Minh Chính, Sultan Brunei Darusalam Sultan Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen. Kemudian, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

Pemimpin junta militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing juga tiba di Jakarta untuk menghadiri pertemuan yang membahas nasib negaranya. Adapun kehadiran PM Thailand diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri Don Pramudwina. Sementara Presiden Laos, diwakilkan Menteri Luar Negeri Saleumxay Kommasith.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya