Jokowi: 83 Persen Pasokan Vaksin Covid-19 Global Diterima Negara Kaya

Jokowi menyatakan, pandemi saat ini mampu ditangani secara global jika seluruh negara dapat pulih sepenuhnya dari virus Covid-19. Salah satunya solusinya adalah dengan vaksinasi.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 22 Mei 2021, 07:03 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2021, 07:03 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan secara virtual kepada seluruh kepala daerah se-Indonesia di Istana Negara Jakarta, Rabu (28/4/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan, pandemi saat ini mampu ditangani secara global jika seluruh negara dapat pulih sepenuhnya dari virus Covid-19. Salah satunya solusinya adalah dengan vaksinasi Covid-19.

"Saya harus kembali mengingatkan kita semua bahwa kita hanya akan betul-betul pulih dan aman dari Covid-19 jika semua negara juga telah pulih," kata Jokowi kala berpidato di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kesehatan Global secara virtual, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Sabtu (22/5/2021).

"No one is safe until everyone is," tegas Jokowi.

Namun demikian, tidak dipungkiri vaksinasi juga mengundang masalah baru. Seperti akses tidak merata yang adil untuk dibagikan bagi tiap-tiap negara.

"Kesenjangan tampak menjadi semakin nyata saat 83 persen pasokan vaksin global telah diterima negara-negara kaya. Hanya sebanyak 0,3 persen pasokan vaksin global yang tersedia bagi negara berpenghasilan rendah," kritik Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Negara Berkembang Hanya 17 Persen

Jokowi mencatat, hanya 17 persen pasokan vaksin yang diterima negara-negara berkembang di mana terdapat di dalamnya 47 persen populasi dunia.

"Untuk itu kita harus melakukan langkah nyata yaitu, dalam jangka pendek, kita harus mendorong lebih kuat lagi dosis-sharing melalui skema Covax Facility," dorong Jokowi.

Jokowi percaya, dengan skema Covax Facility, solidaritas akan terdorong dan dilipatgandakan khususnya dalam mengatasi masalah rintangan suplai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya